siang ini,
panas tak begitu tajam
langit gelappun tak nampak di bumi
pohon tak menari, mereka diam terpaku
burung bungkam
tanah tampak tenang
air lancar tanpa mengantri
dan terhirup udara wangi kedamaian
kulihat di hadapanku
berwarna-warni raga yang sibuk
memfokuskan tanpa perduli
meninggalkan keramaiannya dalam dunia pana
cokelat kalem denan telinga yang tersambung
hijau muda yang terpaku dengan recehan
putih hitam yang asyik dengan permainannya
si kuning belang yang merdu menjeritkan isi hati
coklat tua lainnya nampak tenang di bumi mimpi
dan aku si hijau tua yang asyik dengan imajinasi
enam insan yang diam dalam kedamaian
sementara terdengar alunan kalam ilahi di luar kesadaran
sunyi, nampak senyap
semua bungkam, kadang mereka mnjerit merdu
sementara jarum berdetak seiring penaku menari
satu sisi ku curahkan apa yang kurasa di kesunyian
di ruang hampa persegi
dengan saksi kursi-kursi bisu brhineka
hanya kicauan buru yang berduet detak jam di dinding
menjadi backing vocal dari lantunan sang imam
ditengah penantian ini
ku dapati secarik kertas untuk ku lukis kisahku
bersama kelima teman bisuku
hingga datang waktu untuk kami bersama membagi berita
jum'at, 30 Maret 2012
6 di 1 dan 4 di D7
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar