Ini adalah cerita tentang disorganisasi keluarga akibat perceraian.
Mari kita baca dan renungkan.
Anak
merupakan karunia terindah bagi sepasang insan yang telah terikat oleh tali
pernikahan. Begitupun dengan pasangan suami istri Diana dan Dani. Mereka
dikaruniai seorang anak perempuan bernama Destia. Kebahagiaan itu hanya sesaat
menghampiri kehidupan keluarga kecil Dani. Setelah Destia berusia satu tahun,
kedua orang tuanya harus memutuskan untuk berpisah karena suatu hal yang
dianggap tidak menyenangkan yang diterima oleh Diana dari suaminya.
Di pesta ulang tahunnya yang pertama, Destia
mendapat kado terburuk sepanjang hidupnya. Perceraian orang tua Destia tepat
terjadi pada hari ulang tahun Destia yang pertama. Tragedi perceraian ini
membawa dampak panjang bagi kehidupan Destia di masa berikutnya.
Destia
diasuh dan dibesarkan oleh Ibunya, tanpa mengenal siapa Ayah kandungnya. Destia
kecil mampu melewati hari-harinya dengan sentuhan manja dari sang Ibu. Tanpa
harus mengenal Ayah kandung, Destia lebih beruntung karena tak lama dari
perceraian kedua orang tuanya, Ibu Diana telah menikah lagi dengan seorang duda
kaya bernama Bambang yang lebih menjanjikan untuk kehidupan Destia di masa
mendatang. Melihat situasi ini jelaslah bahwa penyebab perceraian orang tua
Destia karena faktor ekonomi.
Sejak Destia kecil, Ibu Diana dengan
sengaja menutup rapat akses yang mampu menghubungkan Destia dengan ayah
kandungnya. Sedari balita sampai memasuki usia remaja, Destia menganggap bahwa
Pak Bambang adalah ayah kandungnya. Sampai pada saat Destia duduk di bangku
kelas 2 SMP. Saat itu Destia mulai mengetahui bahwa Pak Bambang bukanlah Ayah
kandungnya.
Kejadian itu berawal ketika Destia harus
mengumpulkan fotocopi akta kelahiran dan kartu keluarga oleh pihak sekolah. Dalam
akta kelahiran itu tertulis nama Dani Setiawan sebagai Ayah kandung Destia,
bukan Bambang Sanjaya. Sejak saat itu, Destia mulai menanyakan keberadaan Ayah
Kandungnya kepada Ibu Diana. Sering kali Ibu Diana mengeluarkan respon yang
seakan menggejolakan kebenciannya dan rasa sakit hati yang mendalam ketika
Destia menanyakan keberadaan Ayah kandungnya. Melihat itu, Destia tak pernah
lagi menanyakan keberadaan Ayah kandungnya.
Destia tidak hanya tinggal diam. Ketika
sang Ibu tak lagi mampu mengerti akan isi hatinya, Destia mulai mencari tahu
keberadaan Ayah kandungnya seorang diri. Mulai dari mengorek info dari saudara-saudaranya,
sampai nekat mengobrak-abrik kamar Ibu nya demi mendapatkan petunjuk tentang
keberadaan Ayah kandungnya.
Konflik mulai terjadi dalam
kehidupan Destia. Mulai terjadi komplik batin dalam kesehariannya. Destia harus
dihadapkan pada permasalahn dimana dia harus memilih antara keinginannya untuk
bertemu dengan Ayah kandungnya atau lebih memilih untuk mengorbankan perasaannya
demi menjaga perasaan ibunya.
Sikap Destia mulai sedikit berubah. Mulai
berbohong dan membangkang perintah Ibunya demi mendapatkan informasi tentang
keberadaan Ayah kandungnya. Tidak jarang Destia mengendap-ngendap ke luar rumah
dengan maksud mencari keberadaan Ayah kandungnya. Sempat Ibu Diana mengetahui
niat Destia. Saat itu sontak Ibu Diana memarahi Destia habis-habisan
mengeluarkan kekesalannya. Sampai beberapa hari hubungan mereka tidak rukun.
Ibu Diana mulai mempengaruhi Destia
untuk membenci Ayah kandungnya. Destia menyembunyikan semua rasa ingin rindunya
pada sang Ayah. Konsentrasi belajarnya mulai terpengaruhi. Selalu dan selalu
terjadi konflik yang menghantam kehidupannya. Antara keinginannya untuk bertemu
sang Ayah dan mementingkan perasaan sang Ibu.
Kini Destia beranjak menjadi remaja
dengan seragam putih abunya. Destia sudah mulai mengenal pacaran. Dalam setahun
hampir lebih dari 10 lelaki silih berganti mengisi kesehariannya. Tak ada
satupun yang cocok di mata Diana sang Ibu. Destia harus menerima pernyataan Ibu
nya untuk memutuskan lelaki yang tidak disetujui oleh Diana.
Destia tidak pernah ingin jauh dari
Ibunya. Tidak pernah ingin kehilangan sang Ibu walau suatu ketika Destia telah
bertemu dengan Ayah kandungnya. Hal ini dilatar belakangi karena sejak balita
Destia telah diasuh oleh Ibu nya. Dimanja dan dituruti semua keinginannya. Disuapi
saat makan, disiapkan air panas untuk mandi, disiapkan pakaiannya. Itu semua
rutinitas yang Destia dapatkan dari sang Ibu. Sampai usia dewasa Destia masih
terbiasa dengan kebiasaan itu semua. Akibatnya Destia menjadi tergantung pada
Ibunya, tidak mandiri, pemalu dan tidak bisa tanpa ada sang Ibu.
Kini Destia telah berusia 20 tahun. Destia
mulai menyadari bahwa kehadiran Ayah kandung sangat penting bagi seorang
wanita. Wanita tidak bisa menikah jika tidak ada Ayah kandung. Hal ini lah yang
menjadi tekad Destia untuk mencari Ayah kandungnya dan memaksa Ibunya untuk
memberikan informasi keberadaan Ayahnya. Destia bahkan berbohong pada Ibunya
bahwa dia mendapat petuah dari orang pintar bahwa Ayahnya sedang sekarat dan
meminta untuk dipertemukan dengan Destia. Pada saat itulah Ibu Diana
membolehkan Destia untuk bertemu dengan Ayah kandungnya.
Dari kisah di
atas dapat diambil suatu pelajaran bahwa:
1.
Anak yang dibesarkan oleh seorang Ibu
walau hasil perceraian tidak akan mengalami masa broken home. Hal ini karena wanita dalam mengasuh akan penuh dengan
rasa kasih sayang dan perhatian.
2.
Anak akan memiliki rasa sensitif yang
tinggi, ini karena seorang Ibu selalu memberikan sentuhan lembut disetiap
hari-hari anak.
3.
Seorang Ibu biasanya akan berusaha menyembunyikan
kemarahannya kepada anak apalagi perihal keretakan rumah tangganya dengan sang
suami.
4.
Seorang Ibu akan mengajarkan segala
sesuatu dengan kasih sayang bukan dengan keegoisan.
5.
Walaupun seorang Ibu mampu membesarkan
anak dengan kasih sayang, selalu saja ada dampak negatif yang timbul dari hasil
perceraian.
6.
Dampak negatif yang biasanya muncul dari
hasil perceraian yang tidak baik-baik adalah kebencian dan kebohongan.
7.
Sekalipun seorang Ibu mampu memberikan
curahan kasih sayang yang mendalam, namun kehadiran seorang Ayah juga sangat
diidamkan oleh seorang anak.
Terkadang timbul rasa
benci dari seorang anak kepada salah satu orang tuanya yang mereka anggap
paling salah.
0 komentar:
Posting Komentar