Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

- twins -


Ini adalah panjang pertama yang saya tulis. Cerita ini saya buat selama satu bulan. Saat itu saya masih duduk di kelas 3 SMP. Masih banyak pemilihan kata yang sangat kacau. Beberapa kali saya melakukan modifikasi, dan ini adalah modifikasi terakhir yang saya lakukan yaitu saat SMA.
Selamat menikmati. :)

Kokok ayam jantan mengalun dengan merdunya di setiap pelosok menyambut pagi tiba. Angin sepia-sepoi turut meramaikan parade kedatangan pagi dan mulai membangunkan seluruh insan yang telah terlelap dari istirahatnya. Kesejukan embun pagi mengantarkan sang malam ke peraduan dan menjemput sang mentari yang akan unjuk gigi menggantikannya.
  Di jalan Green Round, berdiri sebuah bangunan berlantai dua beridentitaskan Keluarga Itachi. Diceritakan bahwa di dalam keluarga Itachi terdapat sepasang anak kembar yang sangat identik, namun sifat dan perilakunya sangatlah jauh berbeda. Sebut saja kedua adak itu Monita dan Monica.
 Seperti biasanya tugas Indira, ibu si kembar setiap pagi adalah membangunkan putri kembarnya, Monita yang tak bisa bangun pagi. Monita memang seorang pemalas tidak seperti adik kembarnya yaitu Monica.
Tidak mudah bagi Indira untuk membangunkan si pemalas Monita. Teriakan andalan Indira pun tak sedikitpun menggoyahkan tidur Monita. Setiap harinya Indira selalu berusaha mencari cara baru untuk membangunkan Monita. Kali ini yang menjadi objek adalah segelas air putih yang berdiri tegak di meja belajar Monita. Cara kuno inilah yang digunakan Indira untuk membangunkan anak gadis pemalasnya. Tanpa menimbang-nimbang lagi, Indira mengambil gelas yang berisi air itu, lalu disiramkannya air itu ke wajah lugu Monita yang masih berada di alam mimpinya.
 Monita terbangun dengan ekspresi yang sangat konyol. Siraman air Indira sepertinya telah menjadi salah satu kejadian yang masuk ke alam mimpinya. Setelah Monita menyadari bahwa Indira tengah berdiri dihadapannya dengan membawa segelas air, Monita mulai bereaksi seperti gunung merapi yang hendak memuntahkan isi perutnya. Namun reaksi itu tak sempat dikeluarkannya, karena Monita telah terlebih dahulu melirik ke arah jam bekker miliknya yang dengan tepat menunjukan jarum panjangnya ke angka 6 diikuti oleh jarumpendeknya yang berada tepat di antara angka 5 dan 6.
 Dengan tergesa-gesa Monita bangun dari tidurnya. Gadis berbaju piama itu berlari  kalang kabut tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya. Tempat selanjutnya yang dia incar adalah kamar mandi.. Kurang lebih selama 15 menit Monita berada di ruangan sempit berwarna abu-abu itu.
 Seperti biasanya, Indira, Titan dan adik kembar Monita yaitu Monica telah terlebih dahulu berada di meja makan. Mereaka selalu sarapan bersama sebelum mereka melakukan aktifitas mereka.
Setelah sarapan pagi, Monica dan Monita berangkat ke sekolah. Begitupun dengan Titan yang setiap paginya mengantarkan mereka ke sekolah, lalu setelah itu berangkatlah dia ke kantor. Sedan berwarna silver telah menunggu di depan pekarangan rumah yang untuk mengantarkan mereka ke tempat tujuan.
 Mobil silver itu kemudian berhenti di sebuah gedung sekolah bernama SMA Nusantara yaitu tempat Monica bersekolah. Setelah Monica turun, mobil berwarna silver itu pun kembali melaju. Beberapa menit kemudian, mobil berwarna silver itu berhenti kembali di depan sebuah gedung sekolah bernamakan SMA Thim_berlien. Kali ini yang turun adalah Monita.
 Seperti biasanya sebelum masuk ke kelas, Monita pergi ke tempat dimana dia dan teman-temannya “nongkrong” begitulah anak-anak remaja menyebutnya. Di tempat itu sudah nampak Cintya dan Gresica tengah asyik mengobrol. Seperti biasanya, saat Monita menghampiri Cintya dan Gresica, Cintya selalu menyindirnya karena Monita selalu datang terlambat. Hari itu salah satu teman Monita yaitu Amanda tidak ikut bergabung, sakit adalah alasannya.
 Beberapa menit setelah Monita tiba di sekolah, bel bermelodi piano itu memanggil semua siswa untuk segera masuk ke kelas.

 XI soc 4 adalah sebuah ruangan yang menjadi tempat Monita belajar. Ibu Sintra, guru sejarah SMA Thim_berlien telah masuk ke dalam kelas XI soc 4. Ibu Sintra ini adalah guru yang tegas ini terlihat dari cara mengajarnya yang sangat disiplin akan tatatertib. Penampilannya ke sekolah selalu rapi tak pernah sedikitpun ada kejanggalan dalam penampilannya. Make-up yang dihiaskan di wajah bulatnya itu tak kalah tegasnya dengan cara dia mengajar.  Guru berpenampilan rapi  ini adalah musuh bebuyutan Monita karena Monita adalah siswa yang berlangganan hukuman Ibu Sintra. Seperti biasa, jika pelajaran Ibu Sintra dimulai, beliau memeriksa tugas yang telah diberikannya saat pertemuan sebelumnya.
 Guru berpenampilan tegas itu berjalan menghampiri tempat duduk Monita. Dengan nada tinggi Ibu Sintra menagih tugasnya pada Monita, Monita yang sama sekali tidak menghiraukan teguran itu.  Hal itu membuat guru berwajah bulat yang berdiri tepat di samping kanannya mulai menampakan rasa kesal. Salah satu sosok dari puluhan anak yang berada di ruangan itu mengusulkan agar Monita dihukum. Sososk itu tidak lain adalah gadis berpenampilan modis bernama Vivian. Gadis yang tak pernah akur sekalipun dengan Monita. Alhasil Monita diberi hukuman oleh Ibu Sintra selama jam pelajaran sejarah berlangsung.
 Singkat cerita bel istirahatpun berbunyi. Setelah keluar dari kelasnya Monita diledek oleh Cintya, gadis yang telah bersahabat dengannya sejak bangku SMP. Monita dan Cintya berjalan menuju kantin sekolah dan setibanya di sana, mereka menunggu Gresica datang, di meja tempat biasa mereka berkumpul saat istirahat.  Tentu saja mereka berdua harus menunggu Gresica karena salah satu sahabatnya ini berada di kelas yang berbeda dengan Monita dan Cintya yaitu XI @ 4.

Perpustakaan SMA Nusantara

  Monica tampak asyik dengan buku yang dibacanya. Novel berjumlah 2000 halaman itu nampak nyaman berada di tangan mungil Monica. Ilusi-ilusi yang tercermin di wajah Monica merupakan perwujudan dari peristiwa yang ada dalam novel yang dia baca itu.
 Ilusi-ilusi yang terpikirkan oleh Monica membuat gadis berrambut panjang itu tak peka terhadap sekitarnya. Alhasil sosok lelaki bernama Reza yang telah berada di sampingnya lima menit yang lalu tak dihiraukannya sama sekali.
 Lelaki berpostur tinggi itu sedikit mengeluarkan godaan-godaan kecil kepada gadis yang tengah asyik dengan ilusi-ilusinya.
 Monica terhenti dari ilusi yang sebelumnya dia masuki. Dia mulai terganggu dengan godaan-godaan yang disinyalkan oleh lelaki berpostur tinggi di sebelahnya. Monita sedikit nervest berada tepat di samping Reza, pasalnya Reza adalah lelaki yang disukainya semenjak dia melihat lelaki berpostur tinggi itu bermain futsal di lapangan sekolah.
 Lelaki berpostur tubuh itu mulai menyusun kata-kata untuk menyampaikan maksud nya mendatangi Monica. Mulai dari kata maaf, lalu sedikit basa-basi dan akhirnya dengan nada sedikit gugup lelaki itu berhasil menyampaikan alibinya. Sempat terjadi ketegangan. Monica sering kali tak bisa menahan perasaannya. Hingga dia tak sadar telah mencurat-coret buku tulis yang ada di depannya.
 Ternyata Reza hanya ingin meminta bantuan Monica menjadi teman belajarnya untuk menghadapi try out bulan pebruary mendatang. Monica sangat senang dengan adanya tawaran Reza, karena dengan begitu dia bisa semakin dekat dengan Reza. Tapi Monica tak langsung menjawab “ya” karena Monica tidak yakin mampu menjadi teman belajar Reza yang pastinya pelajaran Reza labih tinggi tingkatannya apalagi dinding perbedaan program menjadi tembok penghalang yang besar bagimnya. Reza terus membujuk Monica dengan seribu pujian agar Monica mau menjadi teman belajarnya.
 Sementara itu dari kejauhan Jesicha, kakak kelas Monica yang juga menyukai Reza memperhatikan Monica dan Reza dari tadi. Jesicha cemburu melihat Reza ngobrol berdua dengan Monica. Lalu Jesicha menghampiri Monica dan Reza.
 Jesicha menawarkan kepada Reza, bahwa Jesicha mau menjadi teman belajarnya. Jesicha merasa lebih pantas untuk menjadi teman belajar Reza dibandingkan dengan Monica karena Jesicha dan Reza berada dalam satu kelas yang sama. Monica pun memberi tanggapan dengan tawaran Jesicha. Tapi Reza tidak memperdulikan Jesicha. Reza lebih memilih memohon kepada Monica. Bahkan Reza menolak mentah-mentah tawaran Jesicha. Jesicha merasa kesal dengan perlakuan Reza kepadanya. Sampai-sampai Jesicha menyalahkan Monica atas semua itu dengan kata-kata yang sangat menyakitkan yaitu“cewek kegatelan”. Secara Spontan setelah mendengar ucapan Jesicha,  Monica marah. Monica baru kali itu membentk orang karena Monica merasa harge dirinya telah disepelakan.
 Monica pergi dari hadapan Reza dan Jesicha dengan linangan air mata. Reza emosi melihat hal itu, sampai-sampai Reza hampir saja melayangkan kepalan tangannya ke wajah Jesicha, namun Reza bisa menahannya Reza sadar bahwa yang ada dihadapannya adalah seorang wanita bukan laki-laki. Lalu Reza mengejar Monica. Melihat Reza lebih memilih dan membela Monica. Jesicha sangat kesal hingga rasa dendam kepada Monica mulai menyelimuti hatinya. Bahkan Jesicha berniat untuk membalas dendam.

XI @ 1

Monica datang kekelasnya sembari menangis. Melihat hal itu, Delia sahabat baik Monica merasa kawatir. Delia berusaha menenangkan Monica. Monica menangis di pangkuan Delia. Saat Monica akan bercerita kepada Delia, tiba-tiba datanglah Reza. Melihat hal itu, Delia pergi meninggalkan mereka berdua karena Delia takut keberadaannnya mengganggu suasana. Delia pergi dengan dalih pergi ke perpustakaan sekolah.
 Monica menghapus air matanya karena Monica tidak mau Reza sampai tau bahwa dirinya sudah menangis. Dengan ketus Monica bertanya pada Reza “mau apa kakak ke sini?”. Ternyata Reza mau meminta maaf atas kejadian yang baru saja terjadi di perpustakaan. Reza merasa bersalah karena gara-gara dirinya Monica diperlakukan tidak baik oleh Jesicha. Monica nampaknya masih merasa sangat kesal, tidak semudah membalikan tangan untuk melupakan kata-kata Jesicha tadi di perpustakaan apalagi kalau harus memaafkan Jesicha. Reza terus berusaha meyakinkan Monica agar Monica mau memaafkan Jesicha dengan berbagai cara. Namun Monica malah menganggap kalau Reza ada hubungan special dengan Jesicha karena usaha Reza yang begitu besar agar Monica mau memaafkan Jesicha. Reza hanya tersenyum mendengar anggapan Monica, Reza berusaha meluruskan hal itu dan menjelaskan pada Monica kalau dirinya memang tidak ada hubungan special dengan Jesicha.
 “Dulu Jesicha memang pernah menyatakan perasaannya kepada aku, tapi aku tidak menanggapinya” itu kata yang diucapkan oleh Reza untuk meyakinkan Monica. Tapi Monica malah bertanya, “kenapa kakak tidak menanggapi kak Jesicha? Padahalkan Kak Jesicha cantik, popular lagi”. Dengan senyuman Reza menjawab “seperti yang kamu bilang kalau kecantikan fisik tidak menjamin hati seseorang”.
 Reza mulai GR dengan semua pertanyaan Monica yang penuh dengan kecurigaan. Tapi Monica lebih dulu mengelak karena Monica takut perasaannya selama ini pada Reza terbonghar.
 Bel masuk telah berbunyi. Mendengar hai itu, Reza pergi meninggalkan Monica untuk kembali ke kelasnya yaitu XII @ 1. tapi Reza masih tetap mengharapkan Monica untuk mau menjadi teman belajarnya. Reza menunggu jawaban Monica sepulang sekolah.
 Monica mulai tersenyum kembali mengingat hal yang baru saja terjadi. Kesedihan yang tadi sempat mengganggu hatinya seakan-akan hilang dan bermetamorfosisi menjadi senyuman yang menghiasi wajah cantiknya. Melihat Monica yang sudah mulai tersenyum kembali membuat Delia merasa aneh. Delia mendekati Monica dan sedikit menyindir Monica agar Delia tau apa yang baru saja terjadi.
 “pangeran pergi, sang putri tersenyum kembali” begitu sindirannya. Monica yang mulai menyadari sindiran Delia merasa malu. Delia mulai menanyakan pada Monica tentang sikap Monica yang tiba-tiba berubah setelah Reza datang menghampiri Monica. Belum sempat Monica bercerita, Miss Sasa datang. Miss Sasa adalah guru bahasa Inggris yang sangat baik dan cantik. Miss Sasa adalah sarjana muda lulusan Universitas terkemuka di Indonesia, sehingga tidak diragukan lagi kualitas mengajarnya seperti apa.
 “Hallo every body” itulah kata sapa yang selalu diucapkan Miss Sasa saat pertama masuk kekelas. Pelajaran Miss Sasa sudah dimulai. Seluruh siswa kelas XI @ 1 SMA Nusantara, nampak khidmat mengikuti pelajaran Miss Sasa.
  
SMA Thim_berlien

Gresica nampak pergi meninggalkan Monita dan Cintya. Gresica sepertinya masih ada tugas yang harus dikerjakan maklumlah Gresica kan anak XI @ 3 yang pastinya anak sains itu lebih banyak tugas dari pada anak social. Cintya dan Monita juga kembali ke kelasnya karena bel tanda masuk telah berbunyi.
  
XI soc 1

Kali ini di XI soc 1 adalah jam pelajaran pak Yanto yaitu pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia. Pak Yanto adalah guru yang paling disegani karena selain kepintaran dan kebaikannya, pak Yanto juga merupakan wakasek kesiswaan yang sangat galak sehingga tidak ada satu orang siswapun yang berani melanggar peraturan.
 Pak Yanto mengadakan ulangan dadakan. Siswa XI soc 1 nampak pasrah dengan rencana Pak Yanto , untungnya Pak Yanto memberi mereka waktu untuk membaca sekilas apa yang telah diajarkan.
 15 menit kemudian, Pak Yanto membagikan soal ulangan yang berupa Essai. Setelah semua siswa mendapatkan lembar soal, ulangan dimulai. Siswa XI soc 1 nampak disiplin dalam mengerjakan soal. 45 menit kemudian bersamaan dengan suara bunyi bel pulang, waktu ulangan dihentikan. Semua siswa mengumpulkan lembar jawaban mereka. Setelah itu, Pak Yanto meninggalkan kelas XI soc 1 dan semua siswa XI soc 1 juga meninggalkan kelas mereka untuk pulang.
 Monita mengomentari soal ulangan yang baru saja dia kerjakan. Namun Cintya malah mengelak komentar Monita. Monita dan Cintya berencana akan menengok Amanda, salah satu teman dekat mereka. Namun nampaknya Gresica belum datang juga. Akhirnya Monita menelpon Gresica. Percakapan lewat telepon antara Monita dan Gresica terjadi hanya beberapa detik saja dan membuahkan hasil Gresica tidak akan ikut. Setelah itu, Monita dan Cintya pergi berdua ke rumah Amanda dengan menaiki bus umum.
  
SMA Nusantara

Monica berjalan sendiri dari arah kelas XI @ 1 menuju gerbang sekolah. Namun, saat di dekat taman cemara, ada seseorang yang memanggilnya. “cha!” begitu bunyinya. Monica mencari sumber bunyi itu, lalu didapatinya, Reza yang tersenyum kepadanya di dekat sebuah pohon. Setelah Monica sadar yang memanggilnya adalah Reza, Monica menghampiri Reza.
 Reza sengaja menunggu Monica pulang hanya untuk menunggu jawaban dari Monica tentang kepastian belajar bersama. Reza mengajak Monica pulang bersama dengan menaiki motornya karena rumah mereka berada pada jalur yang sama.
 Di jalan, Reza menanyakan kembali jawaban Monica. Monica menjawab “ya” karena Monica memang sangat menanti saat-saat dimana dirinya bisa selalu bersama dengan Reza. Reza nampak senang dan puas mendengar jawaban Monica hingga dia berkata “thank ya Cha kamu memang teman aku yang paling baik”. Mendengar ucapan Reza, Monica termenung dn menyadari bahwa dirinya tidak mungkin mendapatkan Reza karena Reza menganggap dirinya hanya sebatas teman. Mungkin Monica hanya bisa menjadi pengagum rahasia untuk Reza. Sebagai tanda terima kasih, Reza mengajak Monica makan diluar nanti sore. Monica tak percaya mendengar Reza mengjaknya makan diluar. Ini saat yang paling ditunggu oleh Monica, hingga akhirnya Monica mau diajak makan di luar oleh Reza.
 Mereka berdua nampak akrab di sepanjang jalan. Hingga akhirnya mereka sampai di depan gerbang utama keluarga Itachi.
 Setelah sampai, Monica turun dari motor Reza. Reza mengingatkan Monica kembali tentang rencana mereka untuk makan di luar nanti sore. Monica menawarkan Reza untuk mampir, namun Reza nampaknya harus cepat pulang.
 Reza pun pergi meninggalkan Monica, lalu Monica masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan senang. Indira yang sedari tadi memperhatikan Monica, hanya tersenyum. Monica merasa malu karena Indira terbyata memperhatikannya sejak dari tadi. Indira sedikit menyindir Monica, “yang lagi kasmaran, seneng banget” itu lah katanya. Setelah mencium tangan dan kening Indira, Monica pergi ke kamarnya untuk beristirahat sejenak sebelum nanti sore Reza menjemputnya.

 Rumah Amanda
Jalan Melati Raya no.55

Monita memencet bel rumah Amanda, setelah itu Ibu Nita (mamahnya Amanda) membukakan pintu untuk Monita dan Cintya. Sapaan akrab keluar dari mulut Ibu Nita. Ibu Nita bertanya pada Monita“kenapa hanya berdua? Mana Gresica?”. Monita menjawab seperti yang telah dikatakan Gresica padanya tadi saat di telepon. Ibu Nita mempersilahkan Monita dan Cintya untuk masuk.
 Monita dan Cintya, duduk di atas kursi ruang tamu. Sementara Ibu Nita mengambilkan air minum untuk Monita dan Cintya, Monita dan Cintya melihat keadaan Amanda di kamarnya. Sesampainya Monita dan Cintya di kamar Amanda, didapati Amanda yang sedang tertidur diatas kasur dengan bersepraikan kain berwarna  biru muda. Melihat hal itu, Monita dan Cintya kembali ke ruang tamu karena mereka rifak ingin mengganggu Amanda yang sedang beristirahat.
 Melihat Monita dan Cintya kembali ke ruang tamu membuat Ibu Nita bertanya “kenapa hanya sebentar menjenguknya?” . Monita menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Monita dan Cintya berpamitan kepada Ibu Nita untuk pulang karena Amanda tidak bisa diganggu. Setelah itu, Monita dan Cintya pulang dengan menaiki bus umum.
 Monita merasa tidak puas karena tidak bisa ngobrol dengan Amanda. Monita dan Cintya berbincang-bincang selama di perjalanan sampai-sampai tidak terasa Cintya telah sampai di depan geng rumahnya. Cintya pun turun dari bus. Beberapa menit kemudian Monita juga sampai didepan rumahnya.
 Seterti Monica, Monita juga mencium kening dan tangan Indira. Setelah itu, Monita pergi ke kamarnya yang berada tepat di sebelah kamar Monica. Di lihatnya Monica yang sudah berpakaian rapih saat Monita berada tepat di depan kamar Monica. Monita merasa heran, tidak seperti biasa, Monica berdandan seperti ini. Monita bertanya pada Monica “mau kemana Cha? Tumben rapih banget”. Dengan perasaan senang, Monita menjawab “Icha mau makan bareng kak Reza”.
 Phone cell Monica berdering menandakan adanya panggilan masuk. itu adalah panggilan masuk dari Reza. Dengan perasaan senang, Monica mengangkat panggilan itu. Ternyata Reza sudah ada di depan gerbang rumah keluarga Itachi. Setelah tahu Reza telah menunggunya di gerbang, Monica langsung menghampiri Reza Tak lupa Monica meminta izin terlebih dahulu kepada Indira.
 Sesampainya Monica di gerbang, Reza memberikan senyuman kepada Monica. Monica meminta maaf kerena sudah membuat Reza menunggu. Reza memgang tangan Monica sembari mengucapkan terima kasih karena Monica sudah mau menjadi teman belajarnya. Monica tersimpuh malu, Monica seakan tidak percaya dengan apa yang telah dilakukan Reza kepadanya. Monica melepaskan tangannya dari pegangan Reza. Dari jendela nampak Indira tersenyum memperhatikan Monica dan Reza tanpa sepengetahuan Monita dan Reza. Setelah itu, mereka pergi untuk makan bersama.

 Café Violet

Café Violet adalah café yang terkenal dengan suasananya yang sangat mengagumkan. Tidak hanya itu, makanan yang ditawarkannya pun tidak kalah dengan café lain. Maka tidak heran bila café ini tidak pernah sepi pengunjung setiap harinya. Orang yang datang ke café ini biasanya anak-anak muda yang nongkrong bareng teman-temannya atau juga tempat PDKT. café ini juga bisa digunakan sebagai tempat meeting atau pertemuan. Selain itu, juga ada pengunjung yang hanya sekedar ingin makan. Pelayan-pelayan di café ini sangat ramah dan full senyum sehingga tidak pernah ada pengunjung yang komplen dan merasa kesal.
 Monica dan Reza masuk ke dalam café Violet. Monica merasakan suasana yang sangat berbeda dengan café-café lain. Reza sengaja memilih meja yang dekat dengan jendela supaya mereka bisa makan sambil melihat pemandangan sekitar.
 Datanglah seorang pelayan wanita membawa buku menu. Dengan senyuman pelayan memberikan buku menu kepada Reza. Reza memesan Ice Cream Choco chip dan cake choco roll. Monica juga memesan makanan yang sama dengan Reza.
 Beberapa menit kemudian pelayan wanita itu datang kembali membawa pesanan Reza dan Monica. Kemudian pelayan wanita itu kembali pergi meninggalkan Reza dan Monica.
 Untuk yang kesekian kalinya Reza mengucapakn terima kasih kepada Monica. Monica juga mengucapkan terima kasih kepada Reza karena Reza sudah mengajaknya jalanmakan, ini adalah pertama kalinya Monica makan diluar bersama seorang lelaki. Reza tak percaya kalau ini adalah pertama kalinya Monica makan diluar bersama seorang lelaki, karena menurut Reza lelaki mana yang tidak tertarik pada Monica yang baik, canyik juga pintar. Monica malah menganggap ucapan Reza itu adalah sebuah kata-kata gombal lelaki untuk menjerat hati wanita. Reza meyakinkan ucapannya kalau Monica memang wanita yang baik, cantik dan pintar. Mendengar Reza berkata yakin seperti itu membuat Monica tersedak.
 Reza yang berada di depan Monica langsung bereaksi dan memberi Monica minum. Reza memperhatikan Monica dengan tatapan yang penuh kekaguman. Sepertinya Reza mulai menyukai Monica. Monica yang sadar telah diperhatikan Reza merasa GR, Monica takut Reza melihat sesuatu yang tidak enak dilihat di wajahnya. Monica bertanya “kak Reza kenapa merhatiin Icha kayak gitu? Ada yang aneh di wajah Icha?”. Reza yang ketahuan telah memperhatikan Monica dengan cepat berkata “enggak kok!”. Reza meminta kepada Monica supaya Monica tidak memanggilnya kakak, karena Reza merasa tidak nyaman bila dipanggil kakak oleh Monica.
 Reza dan Monica nampak gembira hari itu, hingga mereka tak sadar Sang rembulan telah bersiap menjemput mereka yang tengah asyik melewati hari dengan penuh suka. Reza mengantarkan Monica pulang. Setelah Reza pergi dari hadapannya, Monica langsung masuk ke dalam rumahnya.
 Monica tak sadar kalau hari itu Titan, papahnya pulang lebih awal. Saat Monica masuk ke dalam rumahnya, nampak Indira dan Titan yang telah menanti kedatangannya. Dengan perasaan takut Monica memberanikan diri menghampiri orangtuanya itu.
 Titan dengan watak penuh disiplinnya mulai mengintograsi Monica yang tengah pulang malam. Indira yang sudah menduga akan terjadi hal seperti itu, mulai mencairkan suasana. Indira terpaksa berbohong demi Monica dengan dalih bahwa Monica baru selesai mengerjaklan tugasnya bersama teman kelompoknya. Titan percaya dengan apa yang di ucapkan oleh istrinya itu karena Titan yakin Indira pasti bisa menjaga anaknya dengan baik.
 Dengan perasaan lega Monica pergi ke kamarnya untuk mandi dan beristirahat.
Titan sangat tidak menyukai anak perempuan yang suka keluyuran dan pulang malam. Titan tidak ingin kedua putrinya terjerumus ke dalam pergaulan yang salah. Termasuk pacaran. Berbeda dengan pendirian Indira, baginya tak ada batasan untuk hal itu, hanya saja Indira selalu berpesan kepada kedua putrinya agar tidak masuk ke dalam lingkungan yang salah. Indira tidak terlalu mengikat kedua putrinya karena Indira berfikir pengikatan akan membuat anak menjadi stress dan malah akan membangkang.
  
Di Kamar Monica

Sesampainya Monica di kamarnya, Monica pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah bersih, rapih dan segar, Monica merebahkan tubuhnya di tempat tidur sembari menonton acara kesukaannya.
 Seseorang mengetuk pintu kamarnya. “masuk gak di kunci kok” begitu sahutnya. Masuklah sosok Monita dari balik pintu dengan membawa satu porsi makanan. “mama nyuruh aku bawain ini buat kamu.”  
 “kata mama tadi kamu ketahuan pulang malam ya sama papa?” tanya Monita pada saudara kembarnya. Monica hanya tersenyum karena malu. Monica menceritakan pengalaman pertamanya kencan dengan seorang lelaki yang sudah lama disukainya kepada Monita. Monica bercerita hingga larut malam.
 Malam telah berganti pagi. Hari itu Monica bangun telat karena semalam Monica tidur terlalu malam. Sudah nampak anggota keluarganya menunggu di ruang makan untuk sarapan pagi bersama. Tanpa menunggu lama, setelah Monica duduk di kursi maknnya, sarapan pagi dimulai. Beberapa menit kemudian, sarapan pagi selesai. Monica dan Monita seperti biasanya berangkat ke sekolah dan Titan berangkat ke kantor.
  
SMA Nusantara

Sesampainya Monica di gerbang sekolahnya, Monica nampak tergesa-gesa karena takut telat. Saking tergesa-gesanya, Monica menabrak seseorang. Seketika semua buku yang dipegangnya jatuh. “maaf ya!” ujarnya tanpa melihat sosok yang ditabraknya.
 “Icha!” sahut seseorang yang telah ditabraknya. Monica melihat kearah seseorang itu. “Reza!”sahut Monica. “maaf ya Icha bener-bener gak sengaja”. Reza membantu Monica membereskan bukunya yang jatuh ke tanah. Reza dan Monica berjalan bersama kearah kelas mereka dengan penuh canda. Dari kejauhan, nampak Jesicha memperhatikan mereka. Jesicha cemburu melihat Reza dan Monica sangat akrab.
  
XII @ 1

Jesicha menyambut Reza dengan senyuman, namun Reza tidak menanggapi hal itu. Jesicha mengajaknya pergi nonton malam minggu. Tapi Reza menganggapinya dengan penuh kejutekan. Jesicha sadar kalau Reza masih marah karena peristiwa kemarin. Jesicha membujuk Reza supaya Reza bisa melupakan hal yang kemarin, Jesicha mulai meracuni fikiran Reza dengan menjelek-jelekan dan merendahkan Monica. Mendengar Jesicha berkata seperti itu, Reza marah. Reza memukul meja dengan keras sehingga semua siswa XII @ 1 melihat kearah mereka. Jesicha emosi melihat Reza begitu membela Monica. Reza yang sudah habis kesabaran meladeni Jesicha pergi meninggalkan Jesicha meskipun bel masuk akan segera berbunyi.
 Jesicha menangis melihat tingkah Reza yang berubah 180˚ terhadapnya. Melihat Jesicha menanggis, Farel lelaki yang sudah lama menyukai Jesicha berusaha menenangkan Jesicha. Namun, Jesicha tidak memperdulikan hal itu. Malah Jesicha juga pergi ke luar kelas.
  “meskipun kamu masih dingin padaku. Aku akan tetap sayang kamu. Aku yakin suatu saan nanti kamu akan membutuhkan aku.” Itu yang dikatakan Farel kepada dirinya sendiri.

 XI @ 1

Di bangku pojok, nampak Delia dan Monica sedang mengobrol. Delia membujuk Monica untuk menceritakan kepadanya hal yang kemarin Monica dan Reza lakukan. Lalu Monica menceritakan semuanya kepada Delia kebetulan hari itu, tidak ada guru yang masuk kekelas XI @1.
Sementara itu ………
  
SMA Thim_berlien

Bel istirahat telah berbunyi. Nampak Monita terduduk sendiri di kursi kantin tempat biasa Monita dan teman-temannya nongkrong. Hari itu, Cintya pergi ke perpus sehingga Monita hanya sendiri di kantin. Sementara Gresica entah ada dimana. Monita merasa bosan, akhirnya Monita berencana pergi ke kelas Indra, pacarnya.
 Monita nampak berjalan kearah kelas XI @ 2. Di tengah jalan Monita merasa ingin buang air. Terpaksa Monita mampir terlebih dahulu ke toilet.
 Saat Monita masuk ke dalam Toilet, Monita melihat ada siswa yang sedang berduaan di toilet perempuan. Dengan seribu Tanya di benaknya, Monita mengintip perlahan-lahan di balik pintu. Namun, betapa kagetnya Monita saat melihat Indra, pacarnya hendak mencium Gresica, teman baiknya sendiri. Saking kagetnya, Monita tak sadar menjatuhkan minuman kaleng yang dipegangnya. Suara kaleng minuman yang jatuh ke lantai, membuat Indra dan Gresica kaget, mereka melihat kearah sumber suara. Ketegangan semakin memuncak ketika Indra dan Gresica melihat Monita berdiri menyaksikan tingkah mereka dengan raut wajah yang penuh dengan kekecewaan dan diiringi oleh air mata yang jatuh ke pipi Monita.
 “pengkhianat!!!” ucap Monita sembari berlari meninggalkan Indra dan Gresica.
“Tha, tunggu kamu salah faham!” seru Gresica sembari mengejar Monita.
 Gresica merasa bersalah akan kejadian itu. Gresica takut Monita salah faham atas apa yang baru saja dilihat Monita. Gresica hendak mengejar Monita, namun Indra menghalanginya. Sepertinya Indra sudah mempunyai taktik untuk menyelesaikan masalah itu.
  
XI soc 1

Saat Cintya masuk kedalam kelas, Cintya merasa aneh melihat Monita menangis. Tidak seperti biasanya yang selalu ceria. Cintya takut terjadi sesuatu kepada Monita. Cintya menghampiri Monita yang terduduk sendiri.
 Monita memeluk Cintya dengan tangisan yang mengalir di pipinya. Cintya berusaha menenangkan Monita. Cintya sebenarnya ingin mengetahui masalah yang sedang dihadapi Monita hingga mampu membuat Monita menangis. Namun sepertinya Monita tak ingin masalah yang sedang dihadapinya bersama Indra diketahui Cintya. Cintya menghibur Monita dengan tingkah yang aneh sehingga berhasil membuat Monita tertawa. Monita merasa lega.
 Beberapa saat kemudian pak Yanto datang. Pak Yanto menyuruh ketua kelas untuk membagikan hasil ulangan kemarin. Lalu ketua kelas membagikan hasil ulangan. Seperti biasanya Cintya bersorak mempertingati keberhasilannya mendapatkan nilai 90 yang ke 30 kalinya. Ketua kelas memberikan kertas ulangan Monita. Monita tak memperdulikan berapa nilai yang dia peroleh karena dia sudah yakin pasti akan mendapatkan hasil seperti biasanya yaitu 60.
 Cintya berniat mengejek Monita namun betapa kagetnya Cintya ketika melihat nilai ulangan Monita yang naik drastis yaitu 80. Cintya membujuk Monita untuk melihat nilai ulangannya. Namun Monita sudah mengira Cintya pasti hendak mengejeknya sehingga Monita tidak sedikitpun beranjak dari buku yang sedang dibacanya. Cintya terus memaksa Monita untuk melihat nilai ulangannya, hingga Monita mau melihat nilai ulangannya dengan perasaan kesal. Namun kekesalan itu berubah menjadi kesenangan karena nilai yang didapatnya bukan 60 lagi tetapi 80.
 “Horeee!! Aku dapet 80” begitulah ekspresi Monita saat melihat nilai ulangan miliknya, tentunya dengan nada yang keras sehingga semua teman satu kelasnya menoleh ke arahnya. Dengan perasaan malu Monita tersenyum kepada teman-temannya yang sempat menoleh ke arahnya.
  
SMA Nusantara

Bel pulang telah berbunyi, semua siswa mulai berhamburan ke luar gerbang.
 Monica dan Delia berjalan bersama ke gerbang depan. Di depan gerbang, telah menunggu pangeran Delia, yaitu Julian. Seperti hari-hari sebelumnya, Julian rutin menjemput Delia. Ya memang seperti itulah remaja yang tengah dimabuk cinta. Terpaksalah Monica pulang sendiri.
 Siang itu, halte dekat sekolah sangat sepi. Tidak seperti hari-hari sebelumnya, jam pulang sekolah halte pasti ramai diserbu orang-orang langganan bus kota. Monica menunggu di halte sendirian. Mondar-mandir kerjaannya tak jelas. Menit demi menit telah berlalu begitupun mobil berlalu lalang dihadapannya, namun tak kunjung datang bus yang ditunggunya. Monica berpikir mungkin dirinya tertinggal bus, sehingga harus menunggu kloter selanjutnya.
 Tanpa Monica sadari, dua orang lelaki bertubuh besar sebut saja preman setempat memperhatikan Monica dari kejauhan. Suasana yang mendukung, dimanfaatkan oleh kedua preman itu untuk melancarkan aksi mereka seperti biasanya. Kedua preman itu mulai mendekati Monica. Monica yang polos tidak menyadari bahwa kedua lelaki yang menghampirinya adalah preman.
 Mula-mula, salah satu preman mendekati Monica dan menarik tas milik Monica. Monica  berusaha mengambil kembali tas miliknya sembari berteriak meminta tolong. Preman yang satunya lagi tidak tinggal diam. Dia menarik dan mendorong Monica dengan kekuatannya. Sehingga tubuh mungil Monica terlempar dan kepala Monica membentur tiang halte. Monica tidak sadarkan diri.
 Melihat Monica tidak sadarkan diri, kedua preman itu kabur. Namun nampaknya hari itu bukanlah hari keberuntungan kedua preman itu. Saat mereka lari, datang seorang pemuda bermotor yaitu Reza mengejar kedua preman itu. Mereka bertiga sempat beradu kekuatan. Dengan ilmu beladiri yang dimilinya, Reza berhasil mengalahkan kedua preman itu. Alhasil kedua preman itu lari ketakutan.
 Reza membawa tas yang tadi dijambret oleh kedua preman itu. Reza mendekati tubuh Monica yang yang tergeletak berlumuran darah. Reza tidak mengetahui kalau gadis yang ditolongnya adalah Monica. Reza merasa penasaran, lalu ia membalikan badan Monica yang lemah. Ketidak percayaan merasuki diri Reza. Reza sangat tidak menyangka kalau kadis itu adalah Monica. Reza sangat panic, lalu Reza membawa Monica ke rumah sakit terdekat.
  
SMA Thim_berlien

“Awwww!!!!”
Monita terpeleset ditangga. Saat kejadian itu, Monita teringat kepada Monica. Monita berharap semoga pirasat buruk terhadap Monica tidak terjadi.
 Cintya yang berada disamping Monita membawa Monita ke ruang kesehatan.
 Sesampainya  di ruang kesehatan, Indra juga berada disana. Melihat hal itu, Monita tak ingin lama-lama berada di ruang kesehatan karena Monita teringat kembali akan kejadian yang tadi istirahat dia lihat. Setelah selesai mengobati luka Monita, Monita dan Cintya pergi dari ruang kesehatan untuk pulang.
 Baru dua, tiga langkah Monita dan Cintya meninggalkan ruang kesehatan, Indra menarik tangan Monita. Langkah Monita terhenti. Cintya sadar akan symbol yang diperlihatkan oleh Indra kepadanya. Lalu Cintya pergi meninggalkan Monita dan Indra berdua.
 Dengan perasaan kesal Monita melepaskan tangannya dari pegangan Indra. Indra membujuk Monita agar Monita mau mendengarkan penjelasannya. Di depan ruang kesehatan Indra meminta maaf kepada Monita, namun sepertinya Monita sudah benar-benar sakit hati dengan semua yang sudah dilihatnya di toilet tadi. Belum sempat Indra menjelaskan yang sebenarnya kepada Monita, Monita telah mengambil tindakan. Monita mengakhiri semua hubungan yang sudah mereka lalui selama 2 tahun. Monita tak bisa terima dengan penghianatan yang dilakukan oleh Indra dan Gresica, sahabatnya sendiri. Setelah mengatakan itu kepada Indra, Monita pergi dari hadapan Indra.
 Indra sangat menyesali keputusan yang telah diucapkan oleh Monita karena Monita tidak tahu yang sebenarnya. Indra tidak rela kalau harus mengakhiri hubungannya karena Indra sangat mengayangi Monita. Indra yakin suatu saat nanti Monita akan kembali ke sisinya.
  
Rumah Sakit Umum SMADAV

Sesampainya di Rumah sakit, Monica langsung dibawa ke ruang UGD.
Reza sangat panic melihat keadaan Monica, perasaannya tidak menentu, dia tak tau harus berbuat apa. Reza melihat HP milik Monica di dalam tas MOnica, Reza berfikir untuk menelpon Delia. 
 Delia      :  Hallo Cha ada apa?
Reza      :  Ini Reza ,
Delia      :  Kak Reza? Kenapa HP Monica ….
Reza      :  Monica kecelakaan
Delia      :  Sekarang kalian ada dimana?
Reza      :  Sekarang kita ada di Rumah Sakit Umum SMADAP. Cepet ke sini ya!
Delia      :  Sekarang aku segera kesana.

Delia menutup teleponnya, lalu Delia memberi tau Indira.
 Beberapa jam berselang, Indira dan Monita sampai di Rumah sakit. Dilihatnya Delia dan seorang lelaki muda yang berlumuran darah yaitu Reza menunggu di depan ruangan ICU. Indira menghampiri Delia dan Reza.
 “Bagaimana keadaan Icha, Del?” Tanya Indira dengan penuh tangis. Delia berusaha menenangkan Indira. Indira bertanya kepada Delia “Siapa pemuda itu?”. Delia mengenalkan Reza kepada Indira. Delia juga memberti tau Indira bahwa yang membawa Monica ke rumah sakit adalah Reza. Mendengar hal itu, Indira berterimakasih kepada Reza.
 Beberapa saat kemudian, Dokter Alga keluar dari ruangan Monica. Indira langsung mendekati Dokter Alga dan menanyakan keadaan Monica. Dokter Alga menceritakan hasil pemeriksaannya terhadap Monica kepada semua yang ada disana. Dokter Alga mengatakan bahwa Monica banyak mengeluarkan darah akibat benturan sehingga dibutuhkan darah bergolongan O, sayangnya stok darah bergolongan O di rumah sakit umum SMADAV sedang kosong sehingga tidak bisa dilakukan pertolongan padahal bila tidak cepat akan membahayakan keselamatan Monica.
 Indira mempunyai Ide agar Monita menyumbangkan darahnya untuk Monica, namun golongan darah Monita dan Monica berbeda meskipun mereka anak kembar.
 Mendengar kenyataan itu, Indira putus harapan. Indira merasa dirinya sudah gagal menjadi seorang ibu karena tidak mempu menolong Monica yang sedang diambang kematian.
 Disaat genting seperti itu, lagi-lagi Reza menjadi sosok pahlawan bagi Monica. Reza bersedia menyumbangkan darahnya karena darah Reza bergolongan O. Tapi dengan satu syarat yaitu tidak boleh ada satu orangpun yang memberi tau Monica bahwa yang menyelamatkan Monica adalah Reza. Semua orang yang ada di ruang tunggu menganggukkan kepalanya. Indira memeluk Reza, Indira mengucapkan banyak terima kasih kepada Reza.
 Reza dibawa oleh Dokter Alga ke ruang transfuse darah.
 Donor darah berjalan dengan lancer, namun kondisi Reza malah kurang baik terpaksa Reza harus menginap di rumah sakit untuk beberapa hari. Tidak hanya Reza, kondisi Monica juga masih belum stabil. Keluarga besar Itachi hampir putus asa dengan keadaan Monica yang seperti itu.

 Awal Bulan Desember

Pagi itu, sinar matahari yang menerobos gordeng putih menyibari dua insane yang tengah terlelap. Kehangatan matahari, membuat jari-jari kaku Monica bergerak meraba rambut halus yang tertidur disampingnya.
 Monita yang tertidur disamping Monica terbangu. Dilihatnya Monica yang telah sadar dari masa kritisnya. Dengan histeris Monita memanggil Indira. Indira menghampiri Monita. Monita memberitahu Indira bahwa Monica sudah sadar. Dengan perasaan senang, Indira memeluk Monica. Namun, Monica tidak merespon Indira dan Monita, Monica malah bertanya siapa mereka. Indira dan Monita merasa aneh dengan tingkah Monica yang tidak mengenali Indira dan Monita.
 Indira memberitahu Monica bahwa Indira adalah mamanya, dan Monita adalah kakak kembarnya. Setelah Monica mengetahui bahwa Indira adalah mamanya, Monica merangkul Indira. Indira pergi ke ruang Dokter Alga untuk menanyakan keadaan Monica yang sebenarnya.

 Ruang Dokter Alga

Dokter Alga menjelaskan keadaan Monica yang sebenarnya kepada Indira. Monica mengalami Amnesia Ringan. Salah satu saraf di otaknya mengalami gangguan sehingga Monica tidak bisa mengingat masalalunya. Amnesia ringan seperti yang diderita oleh Monica bisa sembuh dengan sendirinya asalkan Monica jauh dari stress, shok, terkekang dan jangan sampai Monica mengetahui bahwa dirinya sedang Amnesia.
  
Satu Minggu Kemudian

Hari itu adalah hari minggu dimana Monica sudah diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit. Semua keluarga Itachi dan kerabat-kerabatnya berdatangan untuk menyambut kedatangan Monica kembali di rumah keluarga Itachi. Tapi di hari kebahagiaan itu, tak nampak Reza datang.
 Hari demi hari semenjak kepulangan Monica dari rumah sakit dilalui oleh Monica tanpa kesedihan. Semua orang terdekat Monica selalu membuat Monica nyaman. Setelah kesehatannya sedikit pulih, Monica mulai bisa mengingat sedikit demi sedikit masalalunya yang sempat hilang. Monica mulai masuk sekolah seperti biasa.
  
SMA Nusantara

Monica berjalan ke kelas XI @ 1 dengan penuh semangat. Monica bertingkah seperti biasa yang dia lekukan sebelum kecelakaan itu terjadi. Di tengan jalan, Monica bertemu dengan Reza. Reza menyapa dan memberikan senyuman kepada Reza seperti biasanya. Namun Monica membalas senyuman Reza tanpa sebuah arti apapun seakan-akan Monica tidak pernah mengenali Reza. Hal itu membuat Reza merasa aneh. Monica nampaknya tidak mengingat sedikitpun kenangan tentang Reza.

 XI @ 1

Sesampainya di kelas XI @ 1 Monica menghampiri Delia, sahabatnya. Delia dan Monica saling melepas kerinduan karena sudah sekian lama mereka tidak bertemu.
Monica bercerita pada Delia bahwa Monica tadi bertemu dengan seorang lelaki yang menyapanya dan memberikan senyuman kepadanya. Delia yakin lelaki yang dimaksud Monica pasti Reza. Belum puas melepas kerinduan, bel masuk sudah berbunyi dan guru yang mengajar sudah masuk ke kelas.
 Singkat cerita, bel istirahatpun berbunyi.
 Meskipun Amnesia, Monica tidak lupa akan kebiasaannya yaitu membaca buku di perpustakaan. Setelah mendapatkan buku yang akan dibacanya, Monica duduk di kursi yang seperti biasa dia duduki. Monica nampak asyik membaca sampai-sampai Monica tak sadar Reza duduk disampingnya. Reza mengganggu Monica yang sedang asyik membaca. Monica tidak memperdulikan Reza. Reza terus mengganggu Monica, hingga Monica merasa kesal.
 Dengan nada kesal Monica membentek Reza, bahkan Monica seakan tidak mengenali Reza. Reza memberitau Monica bahwa dirinya adalah Reza. Namun Monica malah pergi dari hadapan Reza dan berkata “Ah, ga penting ngomong sama orang yang engga aku kenal, lebih baik aku pergi!”. Perkataan dan sikap Monica membuat Reza semakin bingung. Reza merasa Monica benar-benar aneh. Reza mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada diri Monica sebenarnya.
 Di pojok rak buku, Jesicha memperhatikan Reza dan Monica. Jesicha tersenyum-senyum sendiri melihat hal itu, seakan-akan Jesicha merasa puas. Lalu Jesicha pergi dengan perasaan yang sangat senang.

Kantin SMA Thim_berlien

Delia terduduk sendiri di meja kantin, lalu datang Reza menghampirinya. Reza menanyakan kepada Delia hal yang sebenarnya terjadi pada diri Monica. Reza menceritakan kejadian aneh pada diri Monica saat dirinya mendekati Monica. Delia merasa kasihan kepada Reza. Lalu Delia menceritakan semua kejadian yang sebenarnya telah terjadi kepada Reza.
 Singkat cerita bel pulang telah berbunyi semua siswa SMA Nusantara bubar dari sekolah. Seperti biasanya Monica berjalan sendiri ke Gerbang karena Delia di jemput oleh Julian. Sesampainya di gerbang, Monica bertemu lagi dengan Reza.
 Untuk kesekian kalinya Reza menyapa Monica. Dan untuk yang kesekian kalinya pula Monica membentak Reza. Reza mengajak Monica pulang bareng seperti biasanya sebelum kecelakaan itu terjadi. Monica menolaknya, karwna dia merasa tidak pernah pulang barenga Reza. Reza terus memaksa, hingga akhirnya Monica mau pulang barenga Reza.
 Reza membawa Monica ke suatu tempat. Reza berharap dengan begitu Monica bisa mengingat saat-saat mereka bersama. Tapi sepertinya Monica bersikap biasa saja. Di sepanjang perjalanan mereka saling diam, tak ada canda dan tawa seperti biasanya. Reza membaw Monica ke café Violet, tempat mereka pertama kali makan bersama.
 Awalnya Monica tidak mau masuk ke café Violet, namun Reza terus membujuk Monica sampai Monica mau masuk ke dalam café Violet.
 Reza sengaja memilih tempat duduk yang dulu pernah mereka tempati. Reza melakukan hal itu semata-mata agar Monica bisa mengingat saat-saat mereka makan bersama di café violet.
 Monica sok jual mahal, karena Monic masih merasa tidak mengenal Reza. Monica takut dirinya diperlakukan buruk oleh Reza. Reza berpura-pura bahwa dirinya mengajak Monica ke café violet untuk mengenang masa-masa saat dirinya kencan bersama pacarnya. Monica tak sadar bahwa wanita yang disebut sebagai pacar oleh Reza adalah dirinya. Reza juga bercerita bahwa pacarnya itu amnesia. Mendengar cerita Reza Monica malah terharu. Monica mensuport Reza agar Reza bisa membuat pacarnya mengingat kembali semua kenangan bersama Reza. Mendengar Monica mensuportnya, Rea berjanji pada dirinya sendiri bahawa Reza akan benar-benar berusaha mengembalikan ingatan Monica akan masalalu Monica bersamanya.
 Setelah kejadian itu, Monica dan Reza menjadi akrab kembali seperti sebelum kecelakaan itu terjadi. Kedekatan Reza dan Monica membuat Jesicha cemburu. Jesiha selalu berusaha untuk memisahkan mereka, namun usahanya selalu gagal. Tapi, suatu hari ketika Monica hendak pulang sekolah, tangan Monica di tarik oleh Jesicha dan Monica diseret ke samping sekolah.
 Monica berusaha melepaskan tangannya dari pegangan Jesicha. Jesicha menuduh Monica sudah merebut pacar orang. Monica sudah mengira pasti orang yang dimaksud adalah Reza. Jesicha mengaku kalau dirinya adalah pacar Reza. Monica menjelaskan kepada Jesicha bahwa dirinya dan Reza tidak ada hubungan apa-apa. Jesicha mengancam Monica untuk menjauhi Reza karena Monica sudah membuat hubungan Jesicha dan Reza renggang. Monica merasa bersalaha karena sudah menjadi perusak hubungan orang. Monica berjanji kepada Jesicha akan menjauhi Reza.
 Monica pergi dari hadapan Jesicha sembari menangis. Setelah Monica sampai di gerbang, Monica bertemu dengan Reza. Reza mengajaknya pulang bareng. Monica tidak menghiraukan Reza, malahan Monica pergi dari hadapan Reza.
 Reza merasa aneh dengan sikap Monica, namun Reza berfikir positip akan hal itu. Lalu Reza pulang dengan menaiki motornya. Dari kejauhan Jesicha tersenyum melihat kejadian yang baru saja dia saksikan.
 Setiap hari Monica selalu berusaha menjauhi dan menghindari Reza. Tapi Reza tetap mendekati Monica karena Reza tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Suatu hari saat Reza melewati Toilet. Reza mendengar suara orang yang sedang bercakap-cakap. Reza merasa penasaran, Reza mengintip dan mendengar pembicaraan mereka.
 Dilihatnya Jesicha dan gengnya di toilet itu. Reza mendengarkan pembicaraan mereka dan merekamnya di HP miliknya.
 Ternyata Jesicha dan teman se gengnya sedang membicarakan keberhasilan rencana Jesicha dalam memisahkan Monica dan Reza. Akhirnya Reza mengetahui semua penyebab Monica menjauhi dirinya. Reza merasa puas telah mendengarkan obrolan mereka. Apalagi sudah ada bukti rekaman obrolan jesicha di HPnya untuk dijadikan bukti kepada Monica agar Monica bisa percaya lagi kepada Reza. Setelah bukti cukup Reza pergi mencari Monica.
 Di lorong sekolah, Reza bertemu dengan Monica. Sepeti biasanya, Monica berusaha menghindari Reza, tapi kali Reza menarik tangan Monica memperlihatkan hasil rekamannya. Setelah melihat rekaman obrolan Jesicha dan teman segengnya, Monica merasa tertipu. Monica akhirnya percaya lagi kepada Reza. Reza mempunyai rencana untuk membalas Jesicha. Reza membisikan rencananya itu, kepada Monica.
  
Kantin SMA Thim_berlien

Di meja dekat taman, Monita dan Cintya duduk berdua sambil asyik menikmati jajanan yang mereka pesan. Lalu datang Amanda menghampiri mereka berdua. Monita dan Amanda saling melepas kerinduan mereka dengan saling berpelukan karena sudah lama tidak bertemu. Sebenarnya, Amanda sudah sebulan yang lalu namun karena Monita jarang masuk sekolah karena harus menjaga Monica yang tengah sakit.
 Gresica menghampiri mereka dengan penuh senyuman. Gresica duduk di kursi dekat Monita. Dengan seribu alasan Monita pergi meninggalkan Citya Amanda dan Gresica. Gresica mengerti kenapa Monita tiba-tiba pergi meninggalkan mereka semua. Pasti karena kejadian waktu itu. Perasaan merasa bersalah semakin kuat di hati Gresica.
  
Keesokan Harinya

Hari ini Reza menjemput Monica untuk berangkat sekolah bersama. Tidak mudah bagi Reza untk mengajak Monica berangkat bersama karena dia harus bisa menghadapi Titan. Dengan sedikit pengorbanan, Reza berhasil mengajak Monica untuk berangkat ke sekolah bersama. Itupun berkat bantuan Indira yang membujuk Titan untuk mengijinkan Monica berangkat bersama Reza. Monica dan Reza berangkat dengan menaiki motor hijau milik Reza.
 Sesampainya di gerbang sekolah, Monica dan Reza bertemu dengan Jesicha. Mereka berniat memulai rencana mereka. Dengan sapaan yang terlontar dari Monica kepada Jesicha memulai rencana mereka. Jesicha kaget melihat Monica dibonceng oleh Reza. Dengan penuh keengajaan Reza mulai menjalankan rencana mereka. Reza dan Monica menunjukan kemesraan di hadapan Jesicha.
 Jesicha merasa aneh melihat tingkah mereka, padahal Jesicha baru saja berpesta atas keberhasilannya memisahkan Monica dan Reza. Lalu Jesicha masuk ke sekolah.
 Setiap kali Monica dan Reza nertemu dengan Jesicha, mereka selalu menjalankan rencana mereka. Reza berharap dengan rencana yang sedang mereka perankan sekarang, Jesicha tidak akan mengganggunya lagi. Tapi, Reza salah besar Jesicha malah terus berusaha untuk memisahkan mereka.
 Akibat dari rencana Reza itu, timbul rasa saling suka diantara Monica dan Reza. Tapi mereka tak berani mengungkapkan perasaan mereka. Bahkan Reza berikir bila dia mengungkapkan perasaannya sekarang kepada Monica, dia takut suatu saat nanti saat Monica mengingat kembali semua masa lalunya, Monica akan lupa kepadanya.
 Reza dan Monica tidak bisa dipisahkan, dimana ada Reza disitu ada Monica dan sebaliknya. Sudah beberapa hari, Monica membantu Reza dalam mempersiapkan Try Out. Reza bertekad bila dia mendapat nilai bagus, dia akan terus berjuan agar Monica bisa mengingat kembali semua ingatan masa lalunya.
 Try Out telah berlalu dan hati Reza kini telah lega. Dengan langkah penuh semangat Reza menemui Monica. Reza bermaksud mengucapakan terima kasih kepada Monica karena berkat Monica Reza berhasil melewati Try Out dengan nilai yang sangat memuaskan. Monica mengucapkan selamat sembari memberikan sebuah kartu undangan kepada Reza. Dengan rasa penasaran, Reza membuka kartu itu dan memacanya. Ternyata itu adalah undangan ulang tahun Monica dan Monita.
 Reza mengantarkan Monica pulang sebagai tanda terimakasihnya. Hari ini Reza mengantarkan Monica pulang melalui halte karena lebih dekat jika dibandingkan melalui jalan raya. Tepat di depan halte, Monica merasa ada yang aneh, dia meras pernah terjadi sesuatu kepadanya di halte.
 Monica terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri atas perasaannya yang tak menentu itu. Tapi Reza mengajak monica bercanda sehingga Monica sedikit melupakan hal itu. Mereka berdua nampak sangat bahagia. Hal itu membuat Reza semakin yakin akan perasaannya selama ini kepada Monica.

 20 pebruari

Hari peringatan ulang tahun si kembar Monica dan Monita yang ke 16.
 Rumah keluarga Itachi terhias oleh dekorasi pesta yang indah tak ketinggalan pula makanan dan minuman pesta tersedia di atas meja yang menderet disepanjang taman samping. Tentunya tak ketinggalan kue tar yang merupakan ciri khas sebuah pesta ulang tahun dengan tertancap 16 lilin diatasnya.
 Waktu hari telah menunjukkan pukul 19.00 bertanda pesta segera dimulai. Halaman rumah keluarga Itachi mulai dipenuhi oleh teman-teman Monica dan Monita. Suasana malam itu penyh dengan kehangatan, bulah purnama dengan cahaya benderangnya ikut memeriahkan pesta ulangtahun Monica dan Monita.
 Semua orang menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Setelah itu, Monica dan Monita memotong kue ulang tahun mereka dan memberikan potongan kue itu kepada kedua orang tua mereka seperti tahun-tahun sebelumnya.
 Tanpa disadari Monica, pesta ulang tahunnya berlangsung tanpa kehadiran Reza. Monica sangat kecewa kepada Reza karena Reza tidak hadir di hari istimewanya. Monica sempat menunggu Reza di teras tapi Reza tetap tidak kunjug datang juga. Monica beranjak dari duduknya. Saat Monica melangkahkan kakinya, seseorang memanggilnya. Ternyata itu adalah Reza. Reza meminta maaf kepada Monica karena dia telat hadir di pesta ulang tahun Monica. Monica dan Reza pergi ke halaman samping tempatpesta ulang tahun dilaksanakan.
 Pesta itu berlangsung sangat meriah. Monica dan Monita sangat bahagia di hari bertambahnya umur mereka. Semua teman Monica dan Monita memberikan ucapan selamat kepada mereka.
 Dalam pesta itu, nampak Cintya membawa teman lelakinya bernama Monik dan Amanda membawa teman lelakinya bernama Andicha. Monita berkenalan dengan Monik dan Andicha. Monik dan Andicha turut mengucapkan selamat kepada Monita. Amanda menanyakan keberadaan Indra kepada Monita.
 Monita terdiam mendengar pertanyaan Amanda. Amanda memang tidak tahu kalau sebenarnya Monita dan Indra sudah lama putus. Cintya yang mengetahui perasaan Monita berusaha menyelamatkan suasana dengan mengajak mereka bercanda. Saking ayiknya bercanda, Monita tidak menyadari Indra sudah berdiri di sampingnya. Cintya, Amanda, Monik dan Andicha menyadari kedatangan Indra. Lalu mereka meninggalkan Monita dan Indra berdua.
 Indra mengucapkan selamat ulang tahun kepada Monita. Monita hanya bersikap dingin dan biasa seakan-akan mereka tidak pernah terikat oleh suatu hubungan sebelumnya. Monita  berniat untuk pergi dari hadapan Indra karena setiap kali dia melihat atau berada di dekat Indra dia selalu teringat akan kejadian yag telah menyakiti hatinya.
 Indra menarik tangan Monita, Monita berusaha melepaskan tangannya dari pegangan Indra. Indra menjelaskan semua kesalah pahaman yang selama ini ada diantara mereka. Dengan kebenciannya, Monita terus berusaha melepaskan diri dari Indra.Indra bermaksud meminta Monita untuk menjadi pelipur hatinya karena Indra benar-benar tidak menginginkan perpisahan itu terjadi.
 “Tha, semua yang kamu lihat tidak seperti yang kamu bayangkan. Percayalah padaku. Itu semua terjadi karena aku menolong Gresica dari perangkap Vivian n’ geng nya.”  
“jebakan? Jebakan apa? Aku tidak mengerti”
“Vivian n’ geng membuat jebakan di toilet untuk kamu.”
“hah? Untuk aku?”
“iya, aku tahu hal itu karena aku ga sengaja mendengar rencana mereka untuk ngerjain kamu. Mereka tahu kamu hendak menemui aku. Mereka tahu kebasaan kamu, sebelum kamu menemui aku, kamuu selalu ke toilet untuk melihat penampilan kamu agar kamu terlihat sempurna di mataku. Saat aku berusaha melepaskan jebakan yang mereka pasang di langit-langit toilet, Gresica datang dan matanya kelilipan oleh debu yang jatuh dari langit-langit. Aku merasa bersalah, lalu aku meniup mata Gresica. Saat itu lah kamu datang.”
 Monita hanya terdiam mendengar penjelasan Indra.
 “sekarang kamu percaya kan sama aku?” indra terus menyakinkan Monita denan tatapan yan penuh harap. Monita masih belum percaya dengan pernyataan yang diungkaka Indra. seakan-akan pernyataan itu belumlah bisa meyakinkan dirinya. Monita terus terdiam hingga datang Gresica.
 Gresica mengucapkan selamat ulang tahun kepada Monita. Gresica berusaha meyakinkan Monita atas penjelasan Indra. hingga akhirnya Monita percaya dengan semua yang dikatakan Indra kepadanya selama ini. Monita sempat kecawa karena Gresica dan Indra menyembunyikan semua itu dari dirinya. Namun, itulah rencana Indra.
 Monita meneteskan air matanya. Gresica memegang tangan Indra dan Monita, lalu di satukannya tangan mereka berdua. Gresica ingin Monita dan Indra bisa bersatu kembali seperti dulu sebelum kesalahpahaman itu terjadi. Indra menyatakan kembali perasaannya kepada Monita dengan penuh kesungguhan. Monita yang memang masih menyimpan rasa kepada Indra akhirnya mau menerima kembali Indra untuk menjadi sandaran hatinya dengan anggukan melu.
 Indra merasa bahagia melihat isyarat yang ditunjukan Monita kepadanya. Indra memeluk tubuh Monita. Monita dan Indra nampak bahagia, Gresica dan seorang lelaki bernama Ezha memperhatikan mereka. Gresica memperkenalkan lelaki yang bernama Ezha itu kepada Monita dan Indra. Monita, Indra, Gresica dan Ezha mulai masuk dalam suasana pesta. 
Sementara itu, di pojok kolam renang Monica dan Reza duduk berdua. Reza memberikan kotak kecil kepada Monica. Dengan rasa penasarannya, Monica mulai membuka kotak kecil itu. Ternyata didalamnya sebuah Liontin bermatakan love dengan tulisan M & R yang melambangkan Monica dan Reza. Reza memakaikan liontin itu di leher Monica. Monica nampak senang mendapat hadiah itu.
 Dari kejauhan Jesicha yang juga datang ke pesta memperhatikan Monica dan Reza. Iri hati menyelimuti Jesicha. Jesicha mendekati Monica dan Reza, tapi saat itu pula Reza pergi mengambil minuman.
 Jesicha dengan seribu topeng kejahatannya memberi selamat. Dengan rencana jahatnya,. Jesicha meminjam liontin pemberian Reza . Monica memberikan liontin itu dengan penuh curiga. Jesicha meminta liontin itu. Monica tentu saja tidak memberikan liontin itu kepada Jesicha karena liontin itu pemberian Reza. Monica berusaha mengambil liontin miliknya, tapi Jesicha tidak mau mengembalikan liontin itu. Mereka berdua saling berebut. Jesicha tidak mau lintin itu sampai jatuk ke tanga Monica karena liontin itu pemberian Reza. Jesicha mendorong Monica hingga Monica tergelncir ke kolam renang. melihat hal itu, Jesicha kabur. Monica berusaha menyelamatkan diri.
 Reza datang membawa dua gelas minuman. Reza kaget saat melihat Monica tenggelam di kolam renang. Reza terjun ke kolam renang, untuk menyelamatkan Monica. Reza berhasil menyelamatkan Monica, Reza mengangkat Monica ke tepi klam. Lalu Reza membawa Monica ke dalam rumah. Sementara itu, teman-teman Indra berusaha menenangkan semua orang yang hadir untuk teta melanjutkan pesta ulang tahunnya.
 Monica yang tak sadarkan diri tergeletak di atas tempat tidur dengan pakaian yang bercucuran air. Beberapa saat kemudian, Monica tersadar. Indira yang berada di sampingnya langsung memeluk Monica. Monica merasa aneh karena banyak orang di rumahnya. Monita menjelaskan bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Monica dan Monita saling mengucapkan selamat.
 Monica mengatakan bahwa saat itu adalah tanggal 27 desember bukan 20 pebruari. Semua orang yang ada di kamar Monica merasa bingung mendengar ucapan Monica. Indira mengingatkan Monica bahwa hari ini memang hari ulang tahunnya.
 Monica nampak bingung mendengar perkataan Indira. Monica berusaha mrngingat semua kejadian sebelum dia tak sadarkan diri. tapi yang dia ingat hanya kejadian kecalakaan waktu itu. Monita bertanya pada Monica “Cha kamu ga inget?”. Monica menceritakan kecelakaan di halte waktu itu yang menimpanya karna hanya kejadian itu yang diingatnya.
 Mendengar ucapan Monica, semua orang yang ada di sekelilingnya merasa bingung. Hanya Reza yang mengerti ucapan Monica karena dirinyalah yang menyelamatkan Monica. Reza mendengar ucapan Monica di balik pintu karena dia baru saja mengganti bajunya yang basah kuyup. Dengan perasaan senang Reza mendekati Monica dan duduk disamping Monica sembari berkata “Cha kamu udah sadar! Akhirnya Tuhan mengabulkan do’a aku selama ini.”
 Mendengar ucapan Reza, semua orang yang ada di kamar Monica merasa senang. Mereka tidak percaya kalau Monica sudah bisa mengingat kembali masalalunya, walaupun hanya kecelakaan itu yang diingat Monica.
 Dengan berat hati Indira menceritakan semuanya kepada Monica bahwa setelah kejadian itu, Monica terkena amnesia. Monita bermaksud memberi tahu Monica bahwa lelaki yang telah menolngnya itu ada di dekat Monica. Monita memberi tahu Monica bahwa lelaki itu adalah Reza. Tanpa sepengetahuan semua orang, Reza pergi diam-diam. Monita menceritakan semua pengorbanan Reza untuk menyelamatkan Monica.
 Monica yang sadar akan kepergian Reza berusaha mencari Reza. Setelah Monica mengganti bajunya yang basah kuyup Monica mencari Reza. Ternyata Reza terdiam sendiri di kolam renang. Reza melihat liontin yang diberikannya kepada Monica. Reza mengambil lionti itu dan memasukannya ke dalam kotak kecil.
Monica nampak berjalan sendiri mencari Reza. Saat Monica melewati kolam renang, dia melihat Reza terduduk sendiri di kursi. Lalu Monica menghampiri Reza.
 Basa-basi mengawali percakapan mereka. Monica mengucapkan terima kasih kepada Reza karena Reza udah mau berkorban demi menyelamatkan dirinya. Reza hanya berkata ahwa itu adalah suatu kebetulan belaka, namun Monica menganggap itu semua adalah suatu keberanian. Tanpa pengorbanan Reza, Monica tidak akan merasakan ulang tahunnya yang ke 16 ini.
 Monica penasaran kenapa Reza berani mengorbankan diri untuk menyelamatkannya. Saat itulah Reza mengutarakan perasaannya yang dia pendam kepada Monica. Reza merasa Monica tidak akan mau menjadi kekasihnya. Monica terdiam mendengar Reza mengungkapakan isi hatinya kepada Monica. Sebenarnya Monica merasa bahagia mendengar ungkapan perasaan Reza. Karena sudah lama dia menantikan saat-saat seperti ini.
 Monica akhirnya mengku kepada Reza, sebenarnya dia juga suka pada Reza semenjak pertama kali Monica bertemu dengan Reza. Tapi baru kali ini Monica berani mengatakannya. Saat itu, Reza nembak Monica. Bila Monica menerima cintanya, maka liontin yang ada ditangan Reza harus Monica pakai, tapi bila Monica menolak Reza, maka liontinnya boleh dibuang.
 Reza rakut Monica akan menolaknya karena Monica mengucakan kata yan membuat harapannya sempat menciut. Namun ternyata itu semua dilakukan Monica untuk menerima cinta Reza. Melihat Monica memakai liontin itu, Reza merasa senang. Dipegengnya kedua tangan Monica. Monica merasa bahagia karena dia bisa mendapat kado spesial di hari ulang tahunnya yaitu bisa jadian dengan Reza, lelaki yang sudah lama di sukainya.
 Reza dan Monica tidak sadar, telah diintip oleh Monita dan teman-temannya yang lain. Dengan serempak Monita dan teman-temannya mengagetkan Monica dan Reza. Alhasil Monica dan Reza keget.
 Sindiran-sindiran kecil keluar dari mulut teman-temannya. Mereka semua tertawa bahagia.
 Monica dan Reza menyimpan janji di bawah sinar bulan. Mereka menjadikan bulan sebagai saksi cinta mereka karena mereka yakin bulan tidak akan menghilang begitupun cinta mereka. Mereka berjanji akan setia dan saling percaya. Cinta mereka akan ada selama 20 pebruari masih ada.
20 pebruari merupakan hari paling bahagia untuk Monita dan Monica karena mereka telah mendapatkan sip alias surat izin pacaran darin Titan. Selain Monita dan Monica, semua orang yang hadir turut bahagia. Selain itu, hari ini Jesicha jadian dengan Farel.
 Akhirnya semua oran bahagia dan mendapatkan yang terbaik untuk mereka.

Tamat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar