Puisi Bebas Tentang Keprihatinan Terhadap Semakin Merosotnya Budaya Sopan Santun di Kalangan Remaja
Remaja ! Kini ?
Dahulu gemulai lembut terpigur
gerak engkau bagai bambu tertip angin
Bila engkau berpapas dengan tua orangnya
Santun, lembut tiada terkira
Seiring zaman berlalu
Begitupun tingkah laku berganti
Lembut bagai kapas
Kini berani bagai banteng
Laku tertutup kini berani membuka
Perlahan berani buka mulai di atas
Perlahan mengganti laku yang ada
Berani tanpa panjang berpikirnya
Sekarang di zaman global
Persinggahan kanak menjadi dewasa
Makin tak karuan santun merubah
Remaja kita lupa akan laku lampahnya
Remaja dan Sopan Santun
Zaman terus mengukir menyempurnakan
Etika terkikir menyingkir ke tepi
Kehadiran tamu asing melunturkan sang pribumi
Hingga tutur hilang
laku, bahasa merubah
seiring rasa yang menjerit ingin menyamai
menamain mereka trendi
gaul dengan perubahan layaknya mereka melayang
Tutur yang baik kian menudar
Laku yang santun kian tenggelam
Rasa acuh menyelimuti Sopan santun
kini tunas bangsa lupa dengan awal etika nya.
Puisi Bebas Tentang Keprihatinan Terhadap Semakin Sedikitnya Penggemar Seni dan Budaya Tradisional
Lirik Seni Kembali
Menangis karena merasa dilupakan
Terasing seakan berada di dunia luar
Kecewa tak ada pengakuan kekayaan
Terasing permata indah khas bangsa
Seni, eksotik bangsa
Budaya, kebiasaan bangsa yang beragam khas
Tradisional, yang seharusnya dijaga dengan erat
Semua, seakan kandas di tepian
Seni Budaya Tradisional murni
Sesuatu keharusan yang terjaga
Bukan untuk diabaikan dan diakui orang
Tengok kembali perjuangan kuno pemeliharaan
Perjuangan untuk mencipta demi bangsa.
29 maret 2008
disunting ulang 02 maret 2012
Remaja ! Kini ?
Dahulu gemulai lembut terpigur
gerak engkau bagai bambu tertip angin
Bila engkau berpapas dengan tua orangnya
Santun, lembut tiada terkira
Seiring zaman berlalu
Begitupun tingkah laku berganti
Lembut bagai kapas
Kini berani bagai banteng
Laku tertutup kini berani membuka
Perlahan berani buka mulai di atas
Perlahan mengganti laku yang ada
Berani tanpa panjang berpikirnya
Sekarang di zaman global
Persinggahan kanak menjadi dewasa
Makin tak karuan santun merubah
Remaja kita lupa akan laku lampahnya
Remaja dan Sopan Santun
Zaman terus mengukir menyempurnakan
Etika terkikir menyingkir ke tepi
Kehadiran tamu asing melunturkan sang pribumi
Hingga tutur hilang
laku, bahasa merubah
seiring rasa yang menjerit ingin menyamai
menamain mereka trendi
gaul dengan perubahan layaknya mereka melayang
Tutur yang baik kian menudar
Laku yang santun kian tenggelam
Rasa acuh menyelimuti Sopan santun
kini tunas bangsa lupa dengan awal etika nya.
Puisi Bebas Tentang Keprihatinan Terhadap Semakin Sedikitnya Penggemar Seni dan Budaya Tradisional
Lirik Seni Kembali
Menangis karena merasa dilupakan
Terasing seakan berada di dunia luar
Kecewa tak ada pengakuan kekayaan
Terasing permata indah khas bangsa
Seni, eksotik bangsa
Budaya, kebiasaan bangsa yang beragam khas
Tradisional, yang seharusnya dijaga dengan erat
Semua, seakan kandas di tepian
Seni Budaya Tradisional murni
Sesuatu keharusan yang terjaga
Bukan untuk diabaikan dan diakui orang
Tengok kembali perjuangan kuno pemeliharaan
Perjuangan untuk mencipta demi bangsa.
29 maret 2008
disunting ulang 02 maret 2012
0 komentar:
Posting Komentar