Hari ini ku termenung lagi
Di balik layar yang tak separuh tubuhku
Jariku mulai lincah menikmati keindahan produk modern
Dan mataku menatap seakan memaku lamunku
Malam tiba membawaku
Merenyuhkan raga mengikis lara
Teringat lamunan pada keadaanku saat bocahku dulu
Teringat mulai mencekamkan hasrat yang merindu
Kini ku terbayang sudah semua rasa kala itu
Saat aku berlari menyapa pagi yang menyejukan kalbu
Meraih mentari yang malu ditutupi embun yang tenang
Bersama kawan ku tatap pagi cerah dengan keceriaan
Ku ingat akan waktu itu
Saat minggu tiba membawa keceriaan
Berlari di pagi hingga malam melelapkanku
Tak ada lelah walau sepenuhnya raga tak berbaring
Tertawa dengan sepeda mini di halaman
Menangis kala terjatuh, namuan terbangun dengan senyuman
Aku bersahabat dengan alam
Dengan kupu-kupu, capung dan belalang
Waktu sore membuatku semakin bersemangat
Dengan piama kesayangan, ku berlari untuk mendapatkan
kemenangan
Di balik garis tanah yang terjaga oleh lawanku
Ku mencoba dan selalu ku coba tuk menjadi yang terbaik
Seiring usiaku yang bertambah
Duniaku telah berubah
Pagi yang selalu ku sapa dengan senyuman embun
Kini memancarkan polusi yang pengat
Tak bisa ku temui kesejukan dikala pagi menyapa
Tak ada kupu-kupu, capung ataupun belalang buruan
Tak ada pula garis keemasanku yang telah terbangun
gedung-gedung huni
Tak ada lagi tawa yang mampu melegakan raga yang kehausan
Waktu berlalu hingga malam tiba
Selalu terasa akan hal yang kurang ku dapatkan
Selalu tersirat kerinduan dalam jiwa yang haus akan
senyum yang tulus
Sempat ku berfikir, duniaku yang tenang telah terenggut
Ku rasa dunia telah bersandiwara
Terlalu banyak drama yang menyebalkan untuk dikenang
Terlalu banyak topeng-topeng tak berharga
Ku ingin kembali duniaku walau dalam sosok yang berbeda.
Bandung, 23 September 2012
Tati Suryati
0 komentar:
Posting Komentar