KODETIFIKASI BILANGAN PRIMA
Al-Qur’an menggunakan kodetifikasi bilangan prima secara bertingkat: surat, ayat,
kata, dan huruf. Di satu sisi, tingkat penemuan yang membahas angkaangka masih
dangkal. Namun kini, dengan banyaknya alat bantu seperti komputer dan kemajuan di
bidang sains yang berhubungan satu sama lain, studi mengenai "kodetifikasi" al-Qur'an makin menampakkan hasil yang luar biasa. Penomoran surat
dan penempatan ayat disusun berdasarkan petunjuk Nabi, tidak sama dengan
urutan turunnya wahyu. Di samping susunan isinya
yang serasi dan harmonis, pembaca yang serius akan menemukan contoh-contoh struktur bilangan prima dari ratusan struktur yang ada. Struktur tersebut menggunakan bilangan prima kembar.
Segala "Sesuatu" dengan Hitungan yang Teliti
Terdapat dua ayat yang
memberikan informasi bahwa al-Qur'an diturunkan dengan "hitungan".
1.
Surat al-Jinn, Tuhan
menciptakan segala sesuatu (kejadian dan semua objek di alam semesta) dengan
"hitungan yang teliti satu persatu", yaitu dari kata 'adad. "Suyaya Dia mengetahui bahwa sesungguhnya rasut-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang
sebenarnya ilmuNya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia
menghitung segala sesuatu satu persatu. (QS al-Jinn 72 : 28). Semua kejadian, objek alam, penciptaan di bumi dan langit, dan struktur al-Qur'an, tidak ada yang
kebetulan. Semuanya ditetapkan dengan hitungan yang sangat teliti. Lebih lanjut
untuk memahami "hitungan yang terstruktur" atau al-'adad: Terdayat 3 miliar kode kimia dalam DNA yang
harus dipecahkan olch ilmuwan: setiap sel manusia merupakan sebuah ensiklopedia
yang memuat informasi sejuta halaman. Setiap individu manusia akan berbeda
informasinyaterdiri dari sekitar 100 triliun sel, artinya terdayat 100 triliun
perpustakaan yangsama. Sebuahgambaran yang sulit dipercaya:
100 triliun x 1000 buku ilmu pengetahuan. Isinya Iebih
banyak dari bufir pasir di dunia. Sistern
hitungan ini sangat kompleks. Semua makhluk hidup di planet
ini telah diciptakan
menurut kode
yang ditulis dalam bahasa yang sama.
2.
Al-Qur'an menjelaskan bahwa
untuk menambah keimanan maka ia memberikan "enkripsi" atau "kode" bilangan 19. Berguna untuk menambah
keimanan dan keyakinan bagi para pembaca yang serius, berpikir terbuka, dan
beriman, tetapi menambah kebingungan bagi orang-orang yang berprasangka,
tertutup dan "menentang" kitab. Keterangan tersebut dimulai ketika kita membaca Surat al-Muddatstsir 74:
29-31: Kisah ini awalnya dimulai ketika sebagian orang Yahudi
bertanya kepada sekelompok sahabat Nabi saw, tentang penjaga neraka. Turunlah ayat ini kepada Nabi. Riwayat lain menyimpulkan, ketika turun ayat
30 surat ini, Abu Jahal berkata, "Kalian adalah orang-orang kuat dan pemberani, apakah kalian tidak mampu mengalahkan ke-19
penjaga neraka itu?” Salah seorang di antara
mereka yang bernama Abu al-Ayad ibn Kaidah al-Jumahiy, berkata dengan
angkuhnya, "Dengan tangan kananku kukalahkan sepuluh dan dengan tangan
kiriku sembilan".
Struktur Utama
Struktur
matematis al-Qur’an sangat bervariasi,
tetapi yang penting diperlihatkan adalah struktur bilangan prima kembar 19.
1.
Struktur Pertama
berhubungan dengan jumlah
surat dan banyaknya juz dalam al-Qur'an. Jumlah surat di dalam al-Qur'an
adalah 114. Angka 114 adalah angka ajaib, karena bilangan prima ke-114
adalah 619, dan 114 adalah (6 x 19). Bilangan 619 merupakan prima
kembar dengan pasangan 617. Kita ketahui pula, isi al-Qur’an terbagi dalam 30 juz. Angka 30 adalah bilangan komposit yang ke-19,
yaitu: 4, 6, 8, 9,10,12,14, 15, 16, 18, 20, 27, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30.
2.
Struktur Kedua
Ditemukan kode-kode
tertentu sebagai pengawasan paritas. Sehingga isi yang diterima diyakini asli
oleh "pembaca", dan tidak berubah. Al-Qur'an terstruktur dalam bentuk 6 x(10+9), yaitu 60 surat dengan nomor
ayat-ayat yang genap, dan 54 surat dengan nomor ayat-ayat yang ganjil.
Contohnya adalah al-Fatihah dengan 7 ayat berarti surat dengan ayat ganjil.
Tetapi al-Baqarah dengan 286 ayat merupakan surat dengan ayat genap. Prof.
Abdullah Jalghoom (Yordania) menemukan suatu ketentuan paritas dengan kondisi di atas jumlah ke-60 surat dengan ayat-ayat
genap adalah 3.450 atau (345 x 10) dan jumlah nomor surat ke-54 dengan
ayat-ayat ganjil adalah 3.150 atau (345 x 9). Total jumlah nomor surat adalah
6.555 atau (345 x 19). Dari sisi matematis, bilangan tersebut adalah 1 + 2 + 3
+ 4 + 5 + 6+7+....+114=6.555. Dengan demikian, nomor
surat dan jumlah ayat-ayatnya tidak dapat dipertukarkan jika tertukar struktur di atas tidak
berlaku.
3.
Struktur Ketiga
Parity check ditemukan dalam pembagian nomor surat dengan jumlah ayat menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Al-Qur'an dengan 114 surat
terbagi dua susunan:
a.
57 surat yang homogen,
nomor suratnya sama dengan jumlah ayat yang dikandungnya, yaitu genap-genap atau ganjil-ganjil. Contoh Surat al-Fatihah atau Pembukaan dengan
nomor surat 1 atau ganjil, jumlah ayat yang dikandungnya juga ganjil, yaitu 7
ayat. Surat homogen ini, jumlah nomor surat dan jumlah ayatnya adalah 6.236,
atau sama banyaknya dengan jumlah ayat al-Qur'an seluruhnya
b.
57 surat yang heterogen,
di mana nomor suratnya berlawanan dengan jumlah ayatnya, yaitu genap-ganjil atau ganjil-genap. Misalnya, Surat
Ali'Imran, nomor surat 3 atau ganjil, jumlah ayat 200 atau genap. Jumlah nomor
surat dan jumlah ayatnya adalah 6.555 atau sama dengan jumlah nomor surat dari
1 sampai dengan 114, (1+2+3+4+....+114). Dengan rumus sederhana:(N+1)/2xN=115/2x114=115x57=345x14 =6.555.
Bila kedua kelompok surat ini dijumlahkan, akan menghasilkan
bilangan prima: 6.236 + 6.555 =12.791, bilangan prima ke-1.525. Struktur ini
merupakan enkripsi antara jumlah nomor surat dengan jumlah ayat al-Qur'an.
Oleh: Arifin Muftie
0 komentar:
Posting Komentar