Shalat dalam pengertian bahasa adalah doa, dan
doa menurut Nabi seperti diriwayatkan oleh Turmudzi, adalah inti ibadah. Dalam
al-Qur'an, perintah shalat selalu didahului oleh kata aqim atau aqimu. Kata
aqima biasa diterjemahkan "mendirikan" . Terjemahan ini sebenarnya
kurang tepat. Menurut al-Qurthubi dalam tafsirnya, aqimu terambil dari kata
qama yang berarti "berdiri". Tetapi kata itu lebih tepat jika
diartikan "bersinambung dan sempurna". Maknanya, melaksanakan dengan
baik, khusyu dan sesuai dengan syarat-syaratnya. Kata shalat sendiri mempunyai
tiga makna. Pertama, berarti curahan rahmat bila pelakunya adalah Allah. Kedua,
berarti permohonan ampunan bila pelakunya adalah para malaikat. Ketiga, berarti
doa bila pelakunya adalah makhluk, seperti manusia.Shalat disebutkan, dengan
berbagai macam derivasi (kata turunan)-nya, sebanyak 99 kali dalam al-Qur'an.
Ini mengingatkan kita pada banyaknya asmaul husna atau nama-nama indah Tuhan.
Kata shalnt sendiri terulang sebanyak 67 kali, suatu bilangan prima, dengan
indeks ke-19.
Shalat telah lama diperkenalkan sejak zaman nabi-nabi
sebelum Muhammad saw dengan cara masing-masing. Dalam al-Qur'an tercatat,
pertama kali permintaan untuk "mendirikan shalat" yaitu ketika Nabi
Ibrahim as berdoa. la tidak meminta kekayaan dan kesehatan, tetapi sesuatu yang
lain."Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap
mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku".(Ibrahim 14 :40).
Konfirmasi kewajiban shalat lima kali sehari
tercatat seperti dalam surat-surat berikut: subuh (an-Nur [24]: 58); subuh,
zhuhur dan isya' (al-Isra' 17 : 78); ashar (alBaqarah 2 :
238); maghrib (Hud 11 : 114); isya' (an-Nur 24 : 58). Sedangkan
kewajiban shalat Jum'at dicatat dalam Surat al-Jumu'ah ayat 9.
Kodetifikasi Bilangan
Prima dalam Shalat
Konfirmasi struktur bilangan prima dalam shalat
diketahui melalui berbagai cara dan metode yang tidak lepas dari struktur utama
al-Qur'an yang diketahui sebelumnya:
1.
Angka 5 (kewajiban shalat dalam satu hari) dan 17
(jumlah rakaat) adalah bilangan prima. Angka 17 adalah bilangan prima kembar, pasangan
bilangan 19.
2.
Digit tiap rakaat sembahyang merupakan cerminan kodetifikasi
angka 19, dengan jumlah tetap 17, dimulai dari awal yaitu subuh.24434 = 19 x
7286, di mana: 2 + 4 + 4 + 3 + 4 = 1 + 2 + 8 + 6 = 17. Dalam bahasa kriptogram
Frank Drake: shalat ditunjukkan dalam bentuk kode 24434 bits informasi, hasil
dari produk bilangan prima kembar 19 dengan koefisien 1286. Cara pertama,
informasi disusun dalam 1286 baris; dengan tiap baris memuat 19 karakter. Cara
kedua lebih rumit, informasi shalat merupakan produk 3 bilangan prima, yaitu
19, 2, dan 643 (prima kembar). Dengan demikian,1286 baris informasi bisa
di-enkripsi Lagi dengan 643 sub-baris; tiap sub-baris memuat 2 bits, kode biner
"1" dan "0". Tetapi bentuk seperti ini belum terbayangkan;
kripto dalam 3 dimensi (x, y dan z).
3.
Kata shalat yang ke-19 dari 99 kali penyebutan,
diletakkan dalam urutan surat dan ayat yang ke-17. Surat al-Maidah ayat 103,
menyebutkan 3 kata shalat, untuk yang ke-18,19, dan 20.
4.
Kodetifikasi juga ditunjukkan dengan bentuk 17 ayat
pertemuan kata Allah dengan kata shalat dalam al-Qur'an.3 Dalam 17 ayat
tersebut terdapat 19 kata shalat.
5.
Kata shalat ke-19 dari urutan belakang; di surat 2
ayat 83 berhubungan dengan struktur kalimat basmallah, dan struktur
surat-surat fawatih. Ayat tersebut "kebetulan" terdiri dari 29 kata.
Enkripsi terlihat bila nomor surat, ayat, dan banyaknya kata dalam ayat
dijumlahkan:2+83+29=114 atau (19x6). Muhammad saw kembali dari perjalanan
malam, Isra' Mi'raj, dengan petunjuk Ilahi yang tegas tentang kewajiban shalat:17
rakaat sehari. Bilangan 17 ini "dikodekan" dalam nomor Surat
al-Isra', yaitu nomor 17.
oleh : Arifin Muftie
0 komentar:
Posting Komentar