Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

•ATHLAND•


Pagi hari tepat pukul 03:00 dikamar pemuda yang bernamaAthland, dia terbangun dari tidurnya karena suara bising yang ia dengar. Entah suara apa, berasal dari mana, tapi sungguh! Itu menyakitkan telinganya. Seperti suara aungan serigala dan singa yang sedang saling menyapa/?. Athland ingin keluar untuk melihat apa yang terjadi, tapi dia terlalu malas untuk beranjak dari kasurnya. “LAND WOI! BANGUN LO, INI DILUAR BERISIK BANGET, TAKUT GUE” Teriakan Seidan teman satu rumahnya tedengar dari luar kamar Athland. Kencang sekali bukan?.
Athland yang kesal membuka pintu kamarnya karena terganggu dengan suara teriakan Seidan dan juga aungan yang ia dengar itu. Athland keluar kamar, matanya langsung tertuju pada Seidan yang sedang menyembunyikan badan nya didalam selimut tebal. “HAHAHAHAHAHA!!!LO NGAPAIN DAN! Sumpah kayak bocah tau” Ucapnya sambil menarik selimut tebal yang digunakan Seidan sebagai penutup tubuhnya. Seidan yang sudah mendengar suara Athland merasa lebih aman karena teman nya yang menurutnya 'Pemberani' itu keluar. “Land keluar dong liat ada apaan” ucapnya dengan nada memelas.

Jujur saja sebenarnya Athland jijik mendengar ucapan Seidan dengan nada seperti itu, tapi mau bagaimana lagi teman nya yang sudah terlanjur lebay dari lahir itu akan tetap seperti itu meski sudah dilarang bersikap lebay nan alay. “Jijik ck!.” Setelah bergumam Athland segera mengecek keadaan diluar rumah nya. Waw! Satu kata itu mungkin bisa mendeskripsikan apa yang Athland liat sekarang. Dia ada di sebuah kerajaan? Dengan pemandangan yang sangat sangat sangat tidak bisa dideskripsikan.
Ia melangkah keluar dari kamar yang dari dalam memang kamarnya tapi dari luar sangat berbeda, seperti rumah dari batu? Ya, intinya rumah zaman kerajaan. “Oh my god! WOI SEDAN SINI KELUAR!!” Athland berdecak kagum lalu berteriak memanggil Seidan yang masih ada didalam. Seidan keluar dengan keadaan selimut berkalung dilehernya seperti menutupi punggungnya, kalian mengerti kan? Harus mengerti. “Wahh!! Keren woi” ucap Seidan melepas selimut yang menutupi punggung nya tadi. Athland mendorong pelan kepala Seidan, “Dasar penakut” ucap Athland kembali memasuki rumah atau kamarnya/?.
Sore hari saat Athland dan Seidan sedang kebingungan bagaimana cara mereka bisa berpindah zaman, disela-sela kebingungan mereka, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang lumayan kencang. “Siapa sih? Ganggu dasar.” Athland membuka kan pintunya dan betapa terkejut nya dia saat melihat seorang prajurit lengkap dengan pedang yang berada di sebelah tubuhnya. “Kamu, tolong ikut saya” ucapnya seraya menarik tangan Athland. “HEH! MAU APA LO!? WOI SEDAN SINI WOI!!!” Teriak Athland yang terkejut akan perlakuan prajurit tadi. Seidan yang merasa terpanggil pada akhirnya keluar juga, betapa terkejutnya dia melihat sahabatnya ditarik paksa oleh orang yang ia tidak kenal, “WOI TEMEN GUE LO BAWA KABUR KEMANA BAPAK BESI!” Ucapnya, mengejar prajurit tadi. “Astaga temen nya lagi ditarik gini aja masih bisa bercanda :)” batin Athland.
Entah berapa lama Athland dikurung di dalam sebuah ruangan besar dengan banyak lampu, jangan lupa dengan Seidan yang selalubersama Athland. Seidan mulai bosan dengan keadaan yang ia alami sekarang, “woi jamal! Gue bosen lama-lama disini, Cuma liatin lampu gak ada guna nya” ucap nya pada Athland, “lo kira gue ga bosen apa!? Nama gue Athland bukan Jamal! Nama bagus-bagus lo ganti Jamal apa banget!” Balas Athland menyenderkan punggungnya ke tembok besar dibelakangnya.
Setelah hampir 3 jam menunggu akhrinya Athland dan Seidan dipanggil untuk menghadap raja/?. Mereka berjalan sambil sesekali mengumpati nasib mereka yang terjebak dizaman aneh ini.“woi land kok gue ikut disini sih? Gue gak mau mati sia-sia Cuma gara-gara terjebak dizaman ga jelas kayak gini ya! Tanggung jawab lo!” kesal Seidan pada Athland. “Lu kira gue juga mau diem lama disini hah panjul?”, balas Athland. “Nama gue Seidan woi bukan panjul! SeidanPhrodite! Bagus gitu diganti panjul”, ucap nya marah kepada Athland. Athland yang mendengarnya hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Setelah pertengkaran tadi, akhirnya Athland sampai di ruangan yang serba emas itu, hanya sendiri karena tadi Seidan dipisah dengan nya.  “Athland Zeithna, kenalkan namaku Zeus, raja semua dewa dan juga ayahmu.” Ucap orang yang sedang duduk di bangku kerajaan. Mata Athland membulat, ia terkejut.. apa tadi? Ayah? Setaunya ayahnya itu menghilang. Tapi bisa saja, tapikan... Ah! Ini diluar logikanya. “Tunggu, apa? Ayah? Ayahku dewa? Tunggu.. lebih tepatnya RAJA PARA DEWA? Oh sungguh ini bukan bercanda kan?.. aku tidak menyangka!” ucapnya panjang lebar, dengan sedikit penekanan diakhir kalimatnya. Zeus hanya tersenyum melihat ekspresi anaknya itu.
Sampai pagi ini Athland masih berfikir, bagaimana bisa ayahnya itu seorang dewa? Bahkan raja! Astaga, itu diluar nalar nya. “Woi land!” Athland terkejut saat mendengar suara Seidan tepat ditelinganya, ia menaikan sebelah alisnya seperti berbicara “apa?”. “Gue tadi dibawa keruangan serba biru! Lo tau ga? Isinya ikan semua coy! Bagaikan mentari yang terbenam seindah itulah rupanya.”, “apaan sih lu!? Gajelas, cerita yang bener!” ucap Athland kesal. “Iye-iye maaf, lanjut deh, itu ikan disetiap sudut pasti ada, dan Lo tau apa yang paling mengejutkan hati abang?” Sumpah! Rasanya ingin saja Athland menghabisi orang didepannya ini sekarang, sayang nya dia masih mengenal dosa, Athland menatap Seidan dengan tajam. “Iya, oke maaf. DIA BILANG GUE ANAKNYA WOI! GIMANA ABANG GA KAGET DEK?”, “ASTAGA! Itu mulut apa toa? Kecilin volume nya Sedan!” Athland kesal, sedangkan yang dimarahi hanya terkekeh. “Ngomong-ngomong gue juga gitu.. gue ketemu orang tua, dia bilang dia Zeus raja segala dewa dan sekaligus ayah gue, ini bener ga si?” tanya Athland sambil berbaring dikasurnya. Iya! Mereka sudah balik ke kamar.
Siangnya mereka sedang berlatih mengendalikan kekuatan nya. Mereka sangat terkejut, bagaimana tidak? Mereka dibawa ke zaman yang mereka sama sekali tidak tahu, lalu ayah mereka dewa, dan sekarang memiliki kekuatan? Oh sungguh, ini mustahil. Hari-hari mereka terjalan seperti biasa ditempat itu, pagi makan bersama para dewa dan juga anaknya/?, Lalu siang belajar mengendalikan kekuatan, dan malam mereka istirahat. Terus diulang sampai suatu ketika mereka mendapat panggilan untuk berkumpul di aula kerajaan. Sebelum nya mereka juga sudah mendapatkan teman baru, namanya Aletha, dia anak Zeus juga, sekaligus adik Athland?. Juga Kleios, dia anak dari Asklepios. Terlihat dari namanya.
Panggilan itu berlangsung sekitar 2 jam lamanya untuk mereka berkumpul, membahas tentang perang melawan Chimera yang akan diadakan tepatnya pukul 3 sore disana, Chimera adalah monster liar yang memiliki nafas api, kepala dan tubuh singa, ekor ular, dia juga memiliki kepala kambing dibelakang tubuhnya. Mereka -Athland, Seidan, Aletha, Kleios berkelompok dalam penyerangan udara, air dan pengobatan.
Hari yang ditunggupun tiba, pada pukul 3 sore Chimeramulai bermunculan dan siap menyerang, diluar dugaan mereka ternyata Chimera membawa kelompok lain seperti Siren, Hydra,Centaurus, dan Cerberus. Kelompok Athland sudah berada diposisi mereka masing-masing. Dengan Athland dan Aletha diatas udara terbang menggunakanPegasus, Seidan di bawah dekat pantai bersama anak dewa yang berkekuatan air juga, dan terakhir Kleios bersama teman yang satu kekuatan dengan nya yaitu penyembuhan berada di rumah penyembuhan.
Perang dimulai. “Hey Chimera! Mengapa kau membawa teman-teman-mu huh!” Teriak Seidan yang sedang sibuk melawan Siren, Kurang beruntung nya lagi, ia harus menghindari Siren Song atau lagu Siren yang bisa menghipnotis para pria. Namun itu bisa ia lewati karena ia menggunakan headphone yang ia bawa, perang saja masih sempat membawa headphone? Biarkan Seidan melakukan sesukanya. Athland dan Aletha menyerang Chimera dari atas menggunakan kekuatannya.
Perang berlangsung cukup lama, dan menghabiskan tenaga, Athland dengan seluruh tenaganya menyambar Chimera yang akan menyerang benteng mengguna kan kekuatan petir yang diwarisi oleh Zeus ayahnya. Sampai akhirnyaChimera mengaku salah dan pergi bersama teman-teman nya itu. Anak-anak dan dewa-dewa yang terluka ataupun butuh mengisi kembali tenaganya di bawa menuju rumah penyembuhan.
Seminggu setelah perang itu selesai Athland kembali mendapat panggilan dari ayahnya. Ya, well dia sudah menerima fakta bahwa Zeus adalah ayahnya, setelah semua kejadian yang telah diaalami. Sungguh mengejutkan saat ternyata panggilan itu adalah panggilang untuk mengumumkan bahwa Athland akan menjadi penerus Zeus, ia akan duduk diatas tahta Zeus?, “Ini tidak pernah aku pikirkan sebelumnya!” Batin Athland menjerit, saking senang nya ia memeluk Zeus untuk yang pertama kalinya. “i love you my son” ucap Zeus memeluk balik putranya itu. “I love you too dad” balas Athland mengeratkan pelukan nya dengan ayahnya.
Hari penobatan tiba, entah sudah berapa kali ia mendengar ucapan selamat dari Seidan, Aletha, dan Kleios, “Gila gue ga nyangka sahabat gue jadi raja cuy!” ucap Seidan sambil merangkul pundak Athland, “kakak gue gitu loh!” ucap Aletha sambil melakukan high five dengan kakak nya itu, “cie Athland jadi raja nih? Jangan sombong-sombong lo!” ucap Kleios dengan nada bercanda. “Siap tuan Kleios” balas Athland sambil melakukan hormat pada Kleios. “Tunggu? Land.. kita gabakal balik ke masa depan gitu?” tanya Seidan disela-sela obrolan mereka. “Itu urusan nanti, biar ayah gue yang nentuin.. kita sebagai anak nurut aja, haha” jawab Athland.
Akhirnya mereka sampai diruang penobatan. Zeus dan dewa lain sudah menunggu disana, ia terlihat senang saat melihat putranya akan menggantikan dirinya, selesai sudah masa memimpin bagi Zeus, ia harap Anaknya bisa menjadi raja yang bijaksana dan adil pada rakyatnya.


•TAMAT•


------------------
Sebuah Cerita Fantasi karya

FLORENCE RRVA SOELISTIJONO
Instagram : @flo.va

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar